Raih Juara 1, Mahasiswa IPB University Gagas Model Matematika Pengatur Asupan Makanan Bagi Penderita DM

Raih Juara 1, Mahasiswa IPB University Gagas Model Matematika Pengatur Asupan Makanan Bagi Penderita DM

raih-juara-1-mahasiswa-ipb-university-gagas-model-matematika-pengatur-asupan-makanan-bagi-penderita-dm-news
Achievement

Penderita Diabetes Melitus (DM) atau orang yang berisiko DM harus membatasi konsumsi gula dan karbohidrat agar kadar gula darah tetap normal. Namun di sisi lain mereka juga harus mencukupi kebutuhan gizinya. Alfiyyah Nur Hasanah, mahasiswa dari Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University gagas aplikasi pengaturan diet bagi penderita DM berdasarkan konsep matematika yang telah dipelajarinya.

Gagasan ini, Alfi ikutkan dalam Lomba Esai Nasional Pelangi Matematika di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), (6/10). Kompetisi ini diikuti oleh mahasiswa se-Indonesia dengan mengusung tema Peran Matematika dalam Pembangunan Berkelanjutan di Era Revolusi Industri 4.0.

“Alhamdulillah dalam kompetisi ini saya berhasil memperoleh gelar Juara 1 dan ini tahun kedua bisa mempertahankan juara satu setelah tahun kemarin juga memperoleh juara satu di kompetisi yang sama. Pada lomba kali ini, saya berusaha menemukan cara agar penderita DM bisa memaksimumkan kecukupan gizi tanpa perlu khawatir karbohidrat atau gula yang masuk ke tubuh melebihi batas yang dianjurkan dan kadar gula darah bisa dijaga agar lebih stabil. DM ini kan mother of disease, kalau sakit bisa komplikasi ke penyakit lain dan hal ini jadi sebuah tantangan besar juga untuk bidang kesehatan yang merupakan salah satu pilar dari pembangunan berkelanjutan atau yang populer dengan sebutan SDGs,” tutur Alfi.

Ide ini Alfi dapatkan dari salah satu konsep tentang riset operasi di matematika yaitu knapsack problem. Sederhananya, konsep ini tentang bagaimana cara memasukan barang (dengan tiap barang memiliki profit dan berat tersendiri) ke dalam suatu tas dengan memaksimumkan profit tiap barang tapi total berat dari tiap barang tidak melebihi kapasitas dari tas tersebut.

“Aku lihat masalah ini bisa diimplementasikan buat DM. Jadi tubuh kita ini dibaratkan tas yang punya kapasitas maksimum karbohidrat yang boleh masuk. Bendanya adalah makanannya. Karbohidrat yang masuk ke tubuh kita itu jadi berat bendanya. Kita ingin memaksimumkan asupan gizi lewat makanan yang kita pilih untuk dimasukkan ke tubuh kita. Jadi, makanan-makanan yang punya kadar karbohidrat yang cukup tinggi dan melebihi batas anjuran hariannya, akan tereliminasi. Nah, penyelesaian knapsack problem ini aku pilih dengan algoritme greedy karena terbilang sederhana dan efisien. Walaupun sebenarnya banyak algoritme yang lebih baik dan bisa dipakai,” jelasnya.

Alfi berharap konsep dan algoritme yang ia rancang ini bisa diimplementasikan ke dalam aplikasi di smartphone untuk pemilihan makanan dan pengaturan diet sebagai upaya prevensi dan kontrol risiko DM. Selain itu ia juga berharap model matematis yang ia gunakan dalam konsep ini bisa dibuat lebih relevan dengan kondisi nyata. (LR/Zul)