Bahas Bisnis Ikan Hias dan Aquascape, Mahasiswa FPIK IPB University Ajak Bisnis Tanpa Takut

Bahas Bisnis Ikan Hias dan Aquascape, Mahasiswa FPIK IPB University Ajak Bisnis Tanpa Takut

bahas-bisnis-ikan-hias-dan-aquascape-mahasiswa-fpik-ipb-university-ajak-bisnis-tanpa-takut-news
Student Insight

Himpunan Mahasiswa Akuakultur (Himakua) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University bekerja sama dengan Aquascape IPB Community (AIC) menggelar World of Exotic Fish and Aquascape (WEFA) 2023 (20-21/05). Kegiatan ini mengulas beragam informasi bermanfaat seputar ikan hias dan aquascape, serta trik dan tips memulai bisnis tanpa rasa takut.

Resty Naufal dari Ondo Fish Farm, Alumnus IPB University dari Departemen Budidaya Perairan (BDP) FPIK pada momen itu mengulas salah satu permasalahan dalam awal pelaksanaan bisnis. Dia menyatakan bahwa ada hal yang lebih penting dan bersifat berkelanjutan di awal masa entrepreneurship, yakni pengalaman, branding dan kemampuan adaptasi terhadap keinginan pasar.

“Kegagalan memang akan sulit diterima, terutama tanpa safety net yang akan menahan kita dari kebangkrutan. Namun, hal-hal ini merupakan keuntungan yang tidak dapat diukur harganya,” terangnya saat acara yang berlangsung di Auditorium Sumardi Sastrakusumah, Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Menurutnya, pengelolaan lebih dari satu jenis bisnis merupakan bentuk safety net yang akan mendukung dengan sumber pemasukan yang luas. Titik permulaan sedari masa perkuliahan juga akan meningkatkan kesejahteraan bisnis melalui pondasi yang dibangun seiring waktu.

“Proses trial dan error memang tidak bisa dihindari. Akan tetapi, kelak hal tersebut akan menjadi pijakan untuk membentuk branding satu usaha,” sambung dia.

Selain itu, lanjutnya, pemanfaatan sistem sharing economy dan teknologi mutakhir dapat diterapkan pula guna mengurangi usaha serta dana berlebih yang akan dikeluarkan saat merintis bisnis baru. Perkembangan teknologi berupa Artificial Intelligence (AI) seperti pada ChatGPT sudah semakin dahsyat dan merupakan alat pendukung yang telah banyak digunakan dalam improvisasi bisnis.

“Tiga poros utama penjualan di era modern kini berpusat pada search engine optimization (SEO), marketplace dan konten kreatif media sosial. Proses ini akan memperluas peluang branding, bahkan ke masyarakat umum sekalipun. Pengenalan produk melalui grup-grup komunitas hobbyist juga akan meningkatkan potensi bisnis dengan sasaran yang tepat,” imbuh chief executive officer (CEO) dari dua supply chain komoditas bersegmentasi berbeda ini.

Di sisi lain, alumnus IPB University lainnya, Marcelinus dari Aquaflame Fish Farm menyebutkan, ekspansi ke ranah yang lebih luas dapat dilakukan seiring waktu. “Mengawali semuanya dengan yang kecil tapi pasti juga tidak apa-apa,” katanya.

Ia berpandangan, aspek-aspek seperti efisiensi produksi, peningkatan penjualan dan eksplorasi strategi bisnis akan berkembang seiring peningkatan pengalaman. “Pertanggungjawaban terhadap hal yang kita mulai merupakan hal yang lebih penting dan akan lebih sulit bagi kita alih-alih mengejar kebutuhan pasar,” ungkapnya. (*/Rz)