Prof Evy Damayanti Ungkap Keunggulan Talas Kimpul

Prof Evy Damayanti Ungkap Keunggulan Talas Kimpul

prof-evy-damayanti-ungkap-keunggulan-talas-kimpul-news
Riset

IPB University dan De Talas, industri tepung talas kimpul, hadirkan ahli gizi untuk menjelaskan keunggulan dan kandungan gizi talas kimpul untuk diversifikasi pangan. Dalam konferensi pers yang digelar di Ruang Sidang Senat Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor (13/3), Prof Evy Damayanthi, dosen di Departemen Ilmu Gizi IPB University mengatakan bahwa talas kimpul layak menjadi bahan pangan pokok untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia.

“Talas kimpul/belitung merupakan makanan sumber karbohidrat, rendah lemak dan indeks glikemiksnya rendah. Talas kimpul juga mengandung zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Ada kandungan serat pangan, pati resisten, mineral tembaga dan kalium, vitamin B3 dan komponen bioaktif diogenin serta flavonoid,” jelasnya.

Menurutnya, serat pangan ini bagus untuk organ pencernaan. Jika dibandingkan dengan talas bogor, gembili dan singkong, talas kimpul memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, rendah lemak, rendah kalori, mudah dicerna dan bebas gluten.

“Talas kimpul dapat dianggap sebagai bahan baku yang layak untuk mendapatkan pati resisten tipe III (RS3). Pati resisten ini bagus untuk kesehatan karena mencegah penyakit kardiovaskular, kanker kolon, diabetes, obesitas dan osteoporosis. Pati resisten juga menyehatkan usus, memudahkan penyerapan zat gizi mikro hingga meningkatkan jumlah mikroorganisme probiotik dalam tubuh,” jelas Guru Besar Ilmu Gizi IPB University ini.

Sementara itu, lanjutnya, talas kimpul juga memiliki komponen bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, steroid, diosgenin hingga fenol. Diosgenin ini bagus untuk kecantikan karena menjaga kesehatan kulit (anti aging).

“Selama ini, talas kimpul hanya diolah dengan cara direbus dan digoreng, padahal talas kimpul bisa dijadikan tepung yang kemudian diolah menjadi cookies, roti tawar, mie kering, mie kering sagon substitusi kimpul, mie basah, bakso, brownies, bahan pengental makanan,” imbuh Ketua Dewan Guru Besar (DGB) IPB University ini.

Dengan ragam olahan tersebut, imbuhnya, talas kimpul berpotensi menjadi salah satu bahan pangan yang bisa mendukung ketahanan pangan Indonesia.  “Dalam beberapa tahun ini, DGB IPB University sangat gencar mendukung sagu sebagai sumber karbohidrat untuk ketahanan pangan Indonesia. Talas kimpul adalah salah satu kekayaan Indonesia, dia bisa tumbuh di bawah tegakan hutan tapi juga bisa dibudidayakan. Kita sudah coba (olahan talas kimpul) dan sangat-sangat layak rasanya. Dengan upaya menjadi tepung, maka lebih luas penggunaannya. Saya kira secara organoleptik sangat layak dan secara kesehatan juga sangat bagus sekali.

Dalam kegiatan ini terungkap bahwa saat ini sudah ada industri tepung talas kimpul di wilayah Gunung Rinjani, Lombok.  “Lombok, di bawah Gunung Rinjani merupakan endemik talas kimpul. Di sana belum ada pasarnya. Maka kami mencoba ciptakan pasar dengan menggandeng puluhan kelompok tani dan 2.500 petani,” ujar Boyke, pemilik De Talas.

Ia menjelaskan bahwa bahan baku talas kimpul dipilih karena tanamannya toleran dan minim penyakit. Potensinya, 1 hektar lahan hutan bisa ditanami 4.000 pohon atau 12 ton talas (tanpa pemeliharaan khusus).  “Jadi per hektar bisa dapat tiga ton tepung. Bicara ketahanan pangan, yang bisa mensubstitusi tepung terigu dengan efisien adalah talas kimpul,” ujarnya. (Zul)