Direktur Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana IKN Sambangi Departemen MSP FPIK IPB University

Direktur Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana IKN Sambangi Departemen MSP FPIK IPB University

Direktur Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana IKN Sambangi Departemen MSP FPIK IPB University
Berita

Dr Onesimus Patiung, Direktur Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Ibu Kota Nusantara (IKN) berkunjung ke Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University.

Pada kunjungan singkat ini Dr Ones mengamanahkan tugas kepada Prof Hefni Effendi, Ketua Departemen MSP untuk memberikan masukan terhadap dokumen Status Lingkungan Hidup IKN yang saat ini sedang dibuat oleh Otorita IKN bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB).

“Status Lingkungan Hidup (SLH) ini secara umum memberikan gambaran komprehensif kondisi rona awal lingkungan hidup sebelum IKN dibangun dan pada saat IKN saat ini sedang dibangun secara bersamaan dan cukup masif, yang melingkupi musim kemarau dan musim hujan,” ungkap Prof Hefni belum lama ini.

Lanjut Prof Hefni, kondisi lingkungan hidup awal yang akan dijadikan benchmark rona lingkungan hidup IKN ini harus memuat berbagai aspek lingkungan yang mencakup aspek air, udara, tanah, geologi, hidrologi, aspek biologi terestrial dan akuatik lingkungan, aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat, termasuk perilaku dan livelihood masyarakat adat dayak, aspek kesehatan hingga potensi bencana.

Pada kesempatan pertemuan ini Prof Yusli Wardiatno yang mendampingi Ketua Departemen MSP, menawarkan kemungkinan kolaborasi yang bisa dikembangkan antara Departemen MSP dan IKN yakni terkait dengan konsep pengelolaan inland water seperti sungai, danau dan waduk yang tersebar di IKN, juga konsep pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang ada di Teluk Balikpapan dan perairan pesisir-laut yang menjadi bagian dari wilayah IKN.

“Dengan adanya konsep awal pengelolaan perairan daratan, pesisir dan laut ini, maka diharapkan IKN punya gambaran makro tentang rencana ke depan pengelolaan ekosistem akuatik di IKN. Harapannya kita tidak mengulang hal serupa yang terjadi di Sungai Citarum yang pernah dicap sebagai sungai terburuk dan terkotor oleh sejumlah media internasional,” tutur Prof Yusli.

Di akhir kunjungannya, Dr Ones berharap masukan dari IPB University terhadap dokumen status lingkungan hidup IKN tersebut akan menjadi terobosan yang dapat menjangkau kebutuhan terkini dan future trend dalam pengelolaan lingkungan perkotaan IKN yang mengusung konsep forest city. (HEF/Lp)