Departemen Manajemen Hutan IPB University Gelar 1st ICOSTFOM, Ulas Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Departemen Manajemen Hutan IPB University Gelar 1st ICOSTFOM, Ulas Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Departemen Manajemen Hutan IPB University Gelar 1st ICOSTFOM, Ulas Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Berita

Meningkatnya populasi manusia dan perkembangan industri telah berdampak pada bentang alam dan iklim. Pengelolaan hutan yang tidak berkelanjutan menyebabkan deforestasi yang berkontribusi terhadap krisis iklim global dan perubahan lanskap yang menyebabkan bencana.

Menjawab tantangan tersebut, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University bekerja sama dengan Komunitas Manajemen Hutan Indonesia (Komhindo) menggelar 1st International Conference on Sustainable Tropical Forest Management (ICOSTFOM). Acara berlangsung di IPB International Convention Center (IICC).

Dekan Fahutan IPB University, Prof Naresworo Nugroho mengatakan bahwa konferensi ini digelar sebagai upaya menjembatani peran akademika terhadap permasalahan dinamika bentang alam dan krisis iklim. Ia berharap presentasi dan diskusi lisan/poster para peserta dapat menjadi wadah diseminasi penelitian dan inovasi pengelolaan hutan tropis.

“Dengan demikian, langkah tersebut dapat memperkuat dan meningkatkan peran pengelola kehutanan Indonesia dalam pengembangan inovasi dan kebijakan pengelolaan di Indonesia,” terangnya.

Ketua Pelaksana ICOSTFOM, Dr Leti Sundawati menuturkan bahwa konferensi ini dihadiri 130 orang peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, Timor Leste, Pakistan dan Sudan. Terdapat 75 makalah yang dikumpulkan untuk presentasi lisan dan enam poster untuk presentasi menggunakan poster.

“Tujuan konferensi ini adalah untuk memahami dan mengatasi dampak peningkatan populasi manusia dan pengembangan industri yang mengubah bentang alam dan iklim global melalui pengelolaan hutan tropis secara berkelanjutan,” ucap Dr Leti.

Hal tersebut, kata dia, merupakan tugas penting bagi pengelola hutan, regulator hutan dan masyarakat, termasuk akademisi dan ilmuwan.

“Perubahan bentang alam dan iklim global menyebabkan berbagai bencana tidak akan berhenti tanpa upaya internasional dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan,” sambungnya.

Konferensi dihadiri oleh para pembicara dari dalam dan luar negeri, salah satunya Prof Christoph Kleinn dari Universität Göttingen. Ia mengangkat topik tentang cara mengelola hutan secara lestari dilihat dari perspektif kebijakan pemerintah dan aspek teknis. Adapun narasumber dari Fahutan IPB University antara lain Prof Sudarsono Soedomo dan Prof Elias.

Dari diskusi tersebut, disimpulkan pentingnya kolaborasi mengelola hutan tropis secara berkelanjutan. Sebab, hutan tropis dengan keanekaragaman hayati dan fungsi pengaturan iklim yang luar biasa sangat penting untuk mendukung kehidupan.

Tak hanya presentasi dan diskusi, terdapat juga kegiatan penjelajahan hutan tropis di Situ Gunung Suspension Bridge, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. (*/Rz)