Mahasiswa IPB University Sabet Juara II Karya Tulis MTQ Tingkat Nasional

Mahasiswa IPB University Sabet Juara II Karya Tulis MTQ Tingkat Nasional

mahasiswa-ipb-university-sabet-juara-ii-karya-tulis-mtq-tingkat-nasional-news
Prestasi

Sanhaji dan MH Azhmi adalah mahasiswa dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University yang resah melihat keseharian para penambang belerang di Gunung Wijen dalam mencukupi kehidupan sehari-harinya. Pasalnya, para penambang ini tidak bisa melaksanakan sholat subuh karena harus berangkat mendaki gunung sejak pukul 03.00 dini hari dan baru sampai di puncak Gunung Wijen sekitar pukul 06.00 pagi.

Hal tersebut kemudian memacu kedua mahasiswa teknik ini untuk memberikan solusi nyata dalam menangani permasalahan yang dialami oleh para penambang di Gunung Wijen tersebut. Melalui Lomba Karya Tulis Ilmiah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional, Sanhaji dan Azhmi mencetuskan sebuah gerobak yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menjadi solusi tepat agar para penambang belerang dapat melaksanakan sholat subuh tepat waktu. 

Karya tulis ilmiahnya ini diberi judul Transporter 3S: Inovasi Gerobak Pengangkut Belerang yang Efektif dan Efisien untuk Penambang Belerang di Gunung Wijen. 3S singkatan dari Sholat, Safety, dan Sejahtera. Ketiga komponen tersebut menjadi fokus yang ingin diwujudkan oleh Sanhaji dan Azhmi.

Karya tulis ilmiah ini didasarkan pada kandungan dari surat-surat Al Qur’an yang telah berhasil menyabet Juara II Karya Tulis Ilmiah MTQ Tingkat Nasional yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) (28/7-4/8). Lomba ini digelar di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Inovasi gerobak ini dilengkapi dengan motor listrik yang menjadi penggerak utama gerobak. Biasanya, penambang membutuhkan waktu hingga tiga jam untuk mencapai puncak. Namun, dengan inovasi mesin motor listrik ini, penambang dapat mempercepat perjalanan penambang menuju puncak Gunung Wijen dengan waktu tempuh yang relatif singkat yaitu sekitar 40 menit saja. Sehingga, penambang belerang dapat beristirahat sejenak dan melaksanakan sholat subuh dengan tepat waktu.

Tidak hanya itu saja, inovasi ini juga dapat meningkatkan keselamatan kerja para penambang belerang di Gunung Wijen. Biasanya, mereka harus mendorong gerobak secara manual melewati lereng yang curam dan berliku-liku. Gerobak inovasi Sanhaji dan Azhmi ini dilengkapi rem cakram yang dapat menahan beban hingga 400 kilogram, sehingga keselamatan penambang lebih terjaga.

Selain sholat dan safety, sisi kesejahteraan panambang juga diperhatikan dalam karya tulis ilmiah ini. Awalnya, gerobak penambang hanya mampu mengangkut belerang maksimal 150 kilogram saja. Namun, dengan dilengkapi rem cakram, gerobak ini dapat mengangkut 400 kilogram belerang dan jika dirupiahkan hasil pendapatan seharinya pun juga meningkat.
“Ketiga hal ini saling berkaitan. Apabila penambangnya sholat lima waktu dan tepat waktu, maka Allah akan menjaga keselamatan dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Begitulah, kandungan ayat yang kami coba kupas dalam karya tulis ilmiah ini,” pungkas Sanhaji. (AD/Zul).