Mahasiswa IPB University Ikuti Praktik Pembuatan Aquascape pada Workshop WEFA 2024

Mahasiswa IPB University Ikuti Praktik Pembuatan Aquascape pada Workshop WEFA 2024

Mahasiswa IPB University Ikuti Praktik Pembuatan Aquascape pada Workshop WEFA 2024
Student Insight

Mahasiswa Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, berhasil mengadakan kegiatan World Exotic Fish and Aquascape (WEFA) sesi kedua yang dilaksanakan pada 5/5 di Gedung Grha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga dengan mengusung tema “Nature Art: Building Life Underwater”

WEFA 2024 merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mahasiswa Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya pada praktikum mata kuliah Ikan Hias dan Akuaskap. Pada praktikum tersebut, mahasiswa melakukan praktik pembuatan akuaskap secara langsung.

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa memperoleh informasi yang bermanfaat mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan karakteristik dan kunci pemeliharaan, serta memahami cara pembuatan akuaskap atau seni tata cara penyusunan akuarium,” ungkap Fajar Maulana, SPi, MSi, dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Praktikum (PJMP) Ikan Hias dan Akuaskap.

Fajar menuturkan, WEFA diadakan untuk memaparkan dan menggali potensi ekonomi dan bisnis ikan hias dan akuaskap Indonesia yang mendunia, dengan demikian mahasiswa didorong untuk berinteraksi dan bertemu langsung dengan pelaku usaha serta para praktisi.

Acara ini diisi dengan kegiatan workshop oleh Margo Prasetyo tim kurator Museum Basoeki Abdullah, yakni museum Sang Maestro seni lukis naturalisme. Sub tema yang dibawakan oleh Margo adalah “Kuras Kurasi Akuarium: Konsepsi Seni dalam Dunia Akuaskap”.

“Seni pada akuaskap adalah seni yang menekankan komunikasi pada aspek kreatif, kebebasan ekspresi artistik secara pribadi dan esoteris. Sederhananya desain akuarium adalah manifestasi dari seni yang direncanakan lalu diwujudkan secara teknis, fungsional dan pemenuhan kebutuhan biologis dari habitat dalam akuarium,” ujar Margo.

Lanjut Margo, kurasi akuaskap menonjolkan inovasi, kreativitas dan ide yang lebih maju dengan terus mengadopsi teknologi dan berani bereksperimen dengan desain.

“Kreasi akuarium terus meningkat, banyak seniman yang juga terjun ke dalam dunia akuaskap menjadikan akuaskap berkembang hingga keluar negeri. Sebagai seniman kita harus menciptakan trend bukan mengikuti trend agar mendapat bagian di industri itu sendiri,” tuturnya.

Margo memaparkan berbagai contoh tema dari akuaskap diantaranya dutch style, yakni akuarium belanda yang memiliki struktur teratur dan simetris, nature aquarium yakni konsep akuarium yang mengambil inspirasi dari contoh lanskap alam dengan penyusunan massal dari beberapa spesies tanaman serta batu atau kayu apung.

“Ada juga biotope aquarium yakni ekosistem buatan manusia di akuarium rumah atau pameran yang dibuat berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari penelitian biotope alam sehingga menjadi sebuah replika suatu biotope alam,” jelas Margo.

Sebanyak 135 mahasiswa yang dikelompokkan dalam 24 kelompok membangun akuaskapnya masing-masing. Selama 2,5 jam mereka bekerja secara kelompok untuk mewujudkan seni membangun akuaskap sesuai dengan konsep masing-masing. Akuarium nominator serta pemenang akan dipajang di Kantin Dolphin FPIK IPB University untuk dipamerkan. (*/Lp)