Pakar Serangga IPB University: Banyak Spesies Serangga yang Berperan bagi Ekosistem Kehidupan Manusia

Pakar Serangga IPB University: Banyak Spesies Serangga yang Berperan bagi Ekosistem Kehidupan Manusia

Pakar Serangga IPB University: Banyak Spesies Serangga yang Berperan bagi Ekosistem Kehidupan Manusia
Riset

Pakar Serangga IPB University, Prof Tri Atmowidi, M.Si banyak temukan spesies baru serangga bermanfaat. Hal tersebut ia ungkapkan dalam Konferensi Pers Pra Orasi dengan judul orasi “Beneficial Insects: Kontribusi Ekosistem Terhadap Kehidupan Manusia“ yang dilaksanakan secara daring pada 25/4.

Ia menjelaskan saat ini masih banyak spesies serangga yang belum teridentifikasi dan terdeskripsi yang menjadi tantangan bagi para taksonom. Prof Tri banyak melakukan penelitian serangga dari lima ordo serangga dengan kekayaan spesies tinggi adalah Coleoptera (kumbang), Diptera (lalat-nyamuk), Hymenoptera (semut, tawon, lebah), Lepidoptera (kupu-kupu dan ngengat), dan Hemiptera (kepik).

Dalam risetnya, Prof Tri yang juga Dosen Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) banyak melakukan penelitian pada serangga bermanfaat, terutama serangga sebagai pengurai bahan organik (dekomposer), serangga predator dan parasitoid, dan serangga polinator.

“Terdapat serangga-serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial, seperti serangga polinator, serangga sebagai bahan makanan, sebagai pengendali hama, dan serangga yang digunakan dalam penelitian dan dunia kedokteran,” ujar Guru Besar IPB University ini.

“Studi dilakukan untuk serangga predator dan parasitoid di alam yang berperan penting dalam mengendalikan populasi hewan lain. Hasilnya didapatkan 7 spesies kumbang predator staphylinid di lahan pertanian di Jawa Barat, 18 spesies capung biasa (Anisoptera) dan 13 spesies capung jarum (Zygoptera) pada studi capung predator di Taman Nasional Ujung Kulon,” ungkap Prof Tri.

Lanjutnya, serangga parasitoid berperan penting dalam pengendalian hayati karena dapat membunuh inang yang masih muda. Sementara, serangga polinator seperti lebah, ngengat, kupu-kupu dan kumbang hingga vertebrata seperti burung, kelelawar, dan mamalia kecil banyak berperan sebagai penyerbuk utama tumbuhan.

“Serangga polinator juga berperan penting pada tanaman perkebunan. Di Magetan terdapat 12 spesies serangga pengunjung bunga. Ketika dilakukan pengamatan pada tanaman jeruk pamelo, terdapat penambahan lebah madu dan lebah tanpa sengat pada kebun,” jelas Prof Tri.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, serangga juga berperan penting dalam penyerbukan tumbuhan hutan. Penelitian pada tipe penggunaan lahan berbeda di Jambi didapatkan 43 spesies serangga polinator seperti lebah, lalat bunga (Syrphidae) dan kupu-kupu.

“Di Taman Nasional Ujung Kulon didapatkan empat spesies lebah tanpa sengat sebagai polinator tumbuhan hutan. Di Gunung Sago, Sumatera Barat didapatkan 184 spesies kupu-kupu. Di hutan Gunung Walat, Sukabumi juga teramati 68 spesies kupu-kupu. Sementara itu, pengamatan di hutan Gunung Meja, Papua Barat didapatkan 113 spesies kupu-kupu.” ujarnya.

Ia mengungkapkan, serangga lain yang berperan dalam penyerbukan tumbuhan hutan adalah kumbang antena panjang (kumbang cerambycid). Pengamatan kumbang ini mendapatkan 16 spesies di hutan Gunung Walat, 20 spesies di Cagar Alam Pangandaran, dan 72 spesies di Jambi. (dh/Lp)