SKHB IPB University Hadirkan Profesor Bahas Pengembangan Aplikasi Berbasis Artificial Intelligence untuk Penentuan Waktu Inseminasi yang Tepat pada Sapi

SKHB IPB University Hadirkan Profesor Bahas Pengembangan Aplikasi Berbasis Artificial Intelligence untuk Penentuan Waktu Inseminasi yang Tepat pada Sapi

SKHB IPB University Hadirkan Profesor Bahas Pengembangan Aplikasi Berbasis Artificial Intelligence untuk Penentuan Waktu Inseminasi yang Tepat pada Sapi
Berita

Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University berkesempatan menghadirkan Prof Takeshige Otoi dari Tokushima University Japan, 30/4. Dalam kuliah umum tersebut, Prof Takeshige Otoi menyampaikan materi tentang Development of Artificial Intelligence-Based Method for Diagnosing The Right Time for Insemination in Cattle.

Prof Ni Wayan Kurniani Karja, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, SKHB IPB University mengatakan, kegiatan ini sangat penting untuk menambah wawasan bagi mahasiswa dan dosen, terutama terkait teknologi inseminasi. Ia menyebut, teknologi untuk proses inseminasi diperlukan dalam rangka meningkatkan kemampuan reproduksi sapi.

Dalam kesempatan ini, Prof Otoi memaparkan tentang aplikasi berbasis artificial intelligence atau AI yang dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mengetahui waktu inseminasi yang tepat pada peternakan sapi di Jepang. Ia menyebut, ide pengembangan teknologi ini berawal dari tren tingkat kebuntingan sapi di Jepang yang terus menurun.

“Semakin banyak sapi yang dipelihara, maka semakin sedikit waktu yang tersedia bagi peternak untuk mengamati waktu birahi sapi-sapinya,” kata Prof Otoi.

Oleh karena itu, kata Prof Otoi, dikembangkan alat khusus yang dilengkapi kamera di ujungnya untuk mengamati pembukaan serviks pada sapi. Ia menjelaskan, gambar yang didapat dari alat khusus tersebut telah terhubung dengan smartphone dan dikirim ke server untuk diolah.

“Data yang didapatkan berupa gambar bagian reproduksi sapi, data tersebut kemudian diseleksi dan diolah menggunakan machine learning,” tambah Prof Otoi.

Hasil olahan ini bisa langsung keluar hasilnya dalam hitungan detik sehingga peternak bisa memutuskan akan melakukan inseminasi atau tidak. “Umumnya, data yang menunjukkan kemungkinan kebuntingan di atas 70 persen jika diinseminasikan saat itu merupakan waktu yang tepat untuk melakukan inseminasi,” paparnya. (AP/Ra)