IPB University dan KND Bahas Program Pengembangan Kampus Ramah Disabilitas

IPB University dan KND Bahas Program Pengembangan Kampus Ramah Disabilitas

IPB University dan KND Bahas Program Pengembangan Kampus Ramah Disabilitas
Berita

IPB University bersama Komisi Nasional Disabilitas (KND) mengadakan pertemuan untuk membahas strategi pengembangan kampus ramah semua kalangan, termasuk disabilitas.

Dalam pertemuan tersebut, IPB University bersama Komisioner KND dan tim, membahas rumusan rencana program yang dapat dilakukan bersama sampai tahun 2026. Di antara rumusan tersebut adalah membangun komitmen dan perspektif bersama terkait disabilitas, membangun sarana prasarana, sosialisasi dan membangun kerja sama dan mencari solusi bersama.

Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof Deni Noviana menegaskan IPB University sebagai kampus yang iklusif bagi semua, termasuk para penyandang disabilitas. “Pendidikan di IPB University terbuka bagi seluruh kalangan, tidak memandang perbedaan,” ucapnya.

Ia mencontohkan, selama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2024 ini, IPB University menyediakan fasilitas bagi penyandang disabilitas, salah satunya screen reader.

Di samping itu, praktik baik dalam memberikan layanan bagi disabilitas juga telah dilakukan. Fasilitas seperti jalur khusus disabilitas, kursi roda dan lift telah tersedia di beberapa gedung di IPB University, dan akan dilengkapi secara bertahap.

Hal ini juga ditekankan oleh Direktur Umum dan Infrastruktur IPB University, Akhmad Kosasih, SE. Ia menyebut, gedung baru yang bersifat publik akan dibangun ramah disabilitas dan berkelanjutan.

Kikin P Tarigan SSP, MM, Komisioner KND berpandangan, saat ini yang lebih dibutuhkan adalah menghadirkan suasana inklusivitas, tak terkecuali di kampus. Salah satunya melalui dukungan bagi penyandang disabilitas dalam melakukan berbagai aktivitas.

Ia mencontohkan, dosen dan tenaga kependidikan (tendik) di kampus, bisa diikutkan untuk belajar khusus bahasa isyarat. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa disabilitas dapat lulus tepat waktu.

Adapun strategi yang bisa dilakukan dengan kampus sampai 2026 antara lain membangun komitmen bersama, menyusun kebijakan, internalisasi nilai dan budaya, peningkatan kapasitas tim, cakupan dan strategi layanan, program internal dan program eksternal, penguatan jejaring pendukung, pengembangan kualitas dan SDM, serta evaluasi dan perbaikan.

Direktur Kemahasiswaan IPB University, Dr Ujang Suwarna menyatakan, IPB University saat ini memiliki program Talent Mapping yang ditujukan bagi mahasiswa baru. Program ini rencananya akan diperluas dengan riset pemetaan bagi penyandang disabilitas.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, IPB University dan KND juga akan membentuk tim yang terdiri dari perwakilan dari kedua pihak.
Kolaborasi yang erat ini juga menunjukkan komitmen kuat IPB University untuk terciptanya pendidikan yang inklusif, yang menerima keberagaman agar berdampak positif bagi semua. (Salsa/Rz)