Hadir di IPB University, Menteri LHK Bahas Keberhasilan Indonesia dalam Pengendalian Karhutla

Hadir di IPB University, Menteri LHK Bahas Keberhasilan Indonesia dalam Pengendalian Karhutla

Hadir di IPB University, Menteri LHK Bahas Keberhasilan Indonesia dalam Pengendalian Karhutla
Berita

IPB University bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Media Indonesia menyelenggarakan Talkshow Pesona Kampus Hijau Seri-1 di Kampus IPB Dramaga, Bogor (27/3). Kegiatan talkshow kali ini membahas tentang keberhasilan Indonesia dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menteri KLHK Republik Indonesia, Prof Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan acara ini bertujuan untuk menyebarkan informasi dan mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan kebakaran hutan di Indonesia.

Ia mengatakan, inisiatif ini sejalan dengan penghargaan yang diberikan oleh IPB University kepada para pihak yang berperan dalam menangani karhutla di Indonesia. “Peran IPB University terutama Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) sangat penting, dan kami berterima kasih atas kontribusinya,” ucapnya.

Prof Siti Nurbaya melanjutkan, saat ini pihaknya fokus pada pemahaman yang lebih mendalam tentang keterkaitan antara masalah seperti kebakaran hutan, pengelolaan gambut, dan tantangan lainnya. Ia menyebut, semua kampus dan praktisi di bidang kehutanan berhadapan dengan tantangan besar seperti kebakaran, banjir, dan tanah longsor.

“Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi global dan dampak perubahan iklim, sesuai dengan mandat sektor KLHK berdasarkan UUD 1945. Harapan kami adalah mencapai target net zero emisi pada tahun 2060,” tegasnya.

Dalam acara ini, Rektor IPB University, Prof Arif Satria menjelaskan, perubahan lingkungan merupakan salah satu penyebab kebakaran hutan. Menurutnya, akar permasalahan ini dapat direspons dengan modernisasi teknologi dan ekologi politik.

“Pendekatan ilmiah ini dapat membantu mengatasi kebakaran hutan. Dampak perubahan lingkungan akan dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat,” ucapnya.

Prof Arif melanjutkan, masyarakat adalah aktor utama yang terdampak oleh perubahan lingkungan. Solusi dari pendekatan ekologi politik mencakup perbaikan tata kelola dan sistem hukum yang saling melengkapi.

“Konversi lahan merupakan salah satu pendekatan struktural yang melibatkan tata ruang, hukum dan regulasi. IPB University berperan dalam menghadirkan inovasi teknologi untuk menanggapi tantangan ini,” ucapnya.

Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Abdul Kohar, mengatakan bahwa diskusi tentang bagaimana Indonesia berhasil mengatasi karhutla merupakan tonggak sejarah penting yang sering terlupakan.

Pada tahun 2006, karhutla di Indonesia mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Dengan upaya penanggulangan dari berbagai stakeholder, tingkat karhutla selama El Nino tahun 2019 berhasil ditekan jauh lebih rendah.

“Namun, kita masih berharap untuk mencapai nol kejadian El Nino di masa depan sehingga berita baik akan semakin banyak. Semakin banyak berita baik yang disebarkan, semakin banyak juga alasan bagi Indonesia untuk tersenyum,” terangnya.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal KLHK RI, Dr Bambang Hendroyono menuturkan bahwa pengendalian karhutla sangat bergantung pada ekosistem gambut, dengan fokus pada penanganan gambut dan mineral setelah kebakaran terjadi.

“Keberhasilan dalam penanganan karhutla sebagian besar berkat tata kelola yang baik dari KLHK. Kerja sama antara berbagai pihak turun ke lapangan menjadi kunci dalam mengendalikan karhutla, dengan kolaborasi antar kementerian dan berbagai stakeholder yang terus dijaga,” terangnya. (dr)