Dosen IPB University Jelaskan Keselamatan Kerja Laut dan Penanganan Ikan di PPN Kejawanan Cirebon

Dosen IPB University Jelaskan Keselamatan Kerja Laut dan Penanganan Ikan di PPN Kejawanan Cirebon

Dosen IPB University Jelaskan Keselamatan Kerja Laut dan Penanganan Ikan di PPN Kejawanan Cirebon
Berita

Kegiatan penangkapan ikan dikenal dengan istilah 3D (dirty, dangerous, dan difficult). Oleh sebab itu, nelayan yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan penangkapan ikan senantiasa dihadapkan pada permasalahan kecelakaan kerja dan rendahnya mutu ikan hasil tangkapan.

Atas dasar hal tersebut, dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University melaksanakan program pengabdian masyarakat nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon yang diselenggarakan pada 26/2.

Kegiatan pengabdian dipimpin oleh Ketua Departemen PSP, Prof Dr Eko Sri Wiyono. Dalam kegiatan tersebut, tim Departemen PSP dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan kolaborasi secara berkelanjutan dan terencana dalam peningkatan kapasitas nelayan-nelayan Indonesia dalam berbagai program, utamanya program peningkatan keterampilan.

Dosen Departemen PSP yang hadir dalam kegiatan tersebut, Dr Budhi Hascaryo menyampaikan hal penting terkait keselamatan kerja laut untuk nelayan. “Tinjauan keselamatan kerja, dimana faktor-faktor keselamatan kerja nelayan adalah kapal sebagai kendaraan, nelayan sebagai aktor, lingkungan dan kapal sebagai tempat kerja,” ujarnya.

“KIta juga perlu memperhatikan operasional kapal perikanan seperti kondisi cuaca, kondisi kasko, mesin utama dan mesin bantu hingga bahan bakar BBM. Persiapan lainnya yakni persiapan operasional seperti olah gerak kapal, stabilitas kapal, stabilitas mesin, posisi setting-hauling dan sebagainya, hingga persiapan pasca operasi yakni bongkar muat hasil tangkapan, aktivitas pelabuhan, pembersihan kapal serta pengamanan kapal,” jelasnya.

Dosen Departemen PSP lainnya, Dr Zulkarnaen dalam paparannya menyampaikan penyebab turunnya mutu ikan hasil tangkapan. “Turunnya mutu ikan disebabkan karena beberapa hal yakni geladak kapal dalam kondisi kotor, air untuk mencuci ikan dalam kondisi kotor, membiarkan ikan di tempat terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung, membiarkan ikan di dalam palka terlalu lama dan sebagainya” ujarnya.

Lanjutnya, dalam menjaga mutu ikan diperlukan kesadaran dan pengetahuan semua Anak Buah Kapal (ABK) untuk melaksanakan cara penanganan ikan dengan baik. Selain itu, sarana penyimpanan di atas kapal harus memadai seperti ada palka dan es yang dibawa saat berangkat jumlahnya cukup banyak, serta teknik pendinginan dan penyimpanan ikan yang baik.

Sebagai penutup, Prof Eko Sri Wiyono menambahkan bahwa program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan dosen Departemen PSP ini adalah sebagai bentuk tri dharma perguruan tinggi.

“Sehingga kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas dan keterampilan kenelayanan akan menjadi program rutin, baik yang dilaksanakan secara mandiri maupun kolaboratif dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ungkap Prof Eko. (*/Lp)