Dosen PSP IPB University Sosialisasi Rumpon Booster Protein Hewani pada Nelayan Payang di Palabuhanratu

Dosen PSP IPB University Sosialisasi Rumpon Booster Protein Hewani pada Nelayan Payang di Palabuhanratu

Dosen PSP IPB University Sosialisasi Rumpon Booster Protein Hewani pada Nelayan Payang di Palabuhanratu
Berita

Tim Dosen Mengabdi Inovasi (DMI) IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat bagi nelayan payang (boat seine).

Dalam kegiatan itu, para dosen IPB University mengenalkan inovasi teknologi rumpon booster protein hewani kepada sejumlah pihak, mulai dari instansi pemerintah, pelaku usaha/perusahan perikanan tangkap dan pemilik/nelayan payang dan bagan apung, termasuk anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Harapan Kita Bina Nusantara Palabuhanratu.

Tim Dosen Mengabdi Inovasi terdiri dari Dr Zulkarnain, Dr Wazir Mawardi, Dr Ronny I Wahju, Dr Fis Purwangka dan Ende Kasma, SPi, MSi selaku teknisi Stasiun Lapang Kelautan IPB University.

“Ini merupakan salah satu amanah dari tridarma perguruan tinggi dan Departemen PSP IPB University selalu siap untuk bersinergi dengan stakeholders perikanan tangkap di Palabuhanratu,” ujar Dr Zulkarnain, ketua tim dosen.

Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan akses informasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dihasilkan oleh kampus. Upaya itu sekaligus untuk mendiseminasikan inovasi teknologi hasil penelitian para pakar IPB University kepada masyarakat nelayan untuk dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan.

Lebih jauh, Dr Zulkarnain menerangkan, rumpon booster protein hewani termasuk ke dalam klasifikasi alat bantu penangkapan ikan (ABPI) untuk memikat dan mengumpulkan ikan kemudian ditangkap dengan mudah oleh alat tangkap yang digunakan nelayan.

“Booster rumpon protein hewani dapat digunakan untuk berbagai alat penangkapan ikan (spesifik alat tangkap) yang akan disesuaikan dengan aspek teknis konstruksi alat tangkap dan cara pengoperasiannya,” jelasnya.

“Rumpon booster protein hewani adalah hasil pengembangan riset sebelumnya dan telah kami diseminasikan kepada nelayan bagan apung dan pancing ulur di Desa Palabuhanratu. Persentase peningkatan produksi ikan hasil tangkapan masing-masing mencapai 165 persen dan 58 persen,” ungkap Dr Zulkarnain.

Menurut dia, rumpon booster protein hewani memiliki peluang keberhasilan yang sama untuk memberikan peningkatan hasil tangkapan ikan pada kapal payang di Palabuhanratu. Berkumpulnya ikan-ikan kecil dekat dengan permukaan air akan memunculkan kelompok ikan-ikan sedang dan besar lainnya untuk memangsa ikan-ikan kecil tersebut di permukaan air.

“Munculnya ikan-ikan di permukaan air adalah peluang yang sangat besar bahwa kapal payang akan mendapatkan hasil tangkapan ikan,” imbuhnya.

Dr Zulkarnain menjelaskan, ada dua alternatif pola pemanfaatan rumpon booster protein hewani pada kegiatan operasi penangkapan kapal payang operasi siang hari. Pertama adalah adanya kolaborasi dengan bagan apung sebagai basis penempatan konstruksi rumpon booster protein hewani yang dapat dimanfaatkan oleh bagan apung pada malam hari dan kapal payang pada siang hari.

“Pola pemanfaatan kedua adalah yang hanya dilakukan oleh kapal payang dengan cara menghanyutkan rumpon booster protein hewani dengan tetap kendali kapal payang sambil memperhatikan kemunculan ikan di permukaan laut,” urainya. (*/Rz)