Rektor IPB University : Generasi X Perlu Menjadi Prioritas dalam Mendorong Transformasi Digital di ASEAN
Rektor IPB University, Prof Arif Satria paparkan pentingnya generasi X sebagai bonus demografi sehingga perlu menjadi prioritas agar dapat mendorong kemajuan transformasi digital di ASEAN. Menurutnya, upaya ini perlu dibantu oleh kebijakan nasional yang terintegrasi
dengan ASEAN Digital Masterplan 2025.
“Generasi X sebagai digital native perlu didorong supaya mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, karena digitalisasi telah menjadi lifeline ekonomi di Asia Tenggara selama pandemi sehingga tidak terjadi lagi digital divide,” kata Prof Arif Satria dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional RI, 22/8.
Prof Arif melanjutkan, digital divide ini adalah sebuah kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan akses antara satu orang dengan orang lainnya dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi modern. “Indonesia masih mengalami keterlambatan dalam merespon teknologi kekinian. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan skill hanya pada social media marketing, dibanding negara Asia lain yang sudah fokus pada penggunaan kecerdasan buatan dan robot,” terangnya.
Menurut Prof Arif Satria, penguatan skill digital ini juga penting untuk menghadapi isu privasi, cybersecurity dan kompetisi di kawasan ASEAN. Karena saat ini nilai ASEAN digital Integration Index (ADII) Indonesia masih di bawah rata-rata, masih muncul disparitas digital dan kesenjangan digital.
Rektor IPB University menjelaskan, kekuatan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai nilai 146 miliar pada tahun 2025. Dengan demikian, perlu adanya penguatan ekonomi digital melalui transformasi digital. Di sisi lain, Indonesia dapat menjadi trendsetter di ASEAN karena memiliki pasar dan kapasitas produksi yang besar.
“Sinergi menuju masa depan digital yang lebih berkelanjutan ini dapat dicapai dengan
mendorong kemajuan transformasi digital yang lebih inklusif, memberikan prioritas pada
penguatan digital talents, dan penyempurnaan peraturan pemerintah,” kata Prof Arif Satria.
Ia melanjutkan, dari sisi perguruan tinggi, perlu ada penguatan technopreneurship melalui science techno park untuk percepatan hilirisasi inovasi digital tingkat ASEAN seperti yang
sedang diupayakan oleh IPB University.