Dosen Mengabdi IPB University Ajari Warga Sukawening Terhindar dari Fintech dan Membuat Sabun dari Minyak Jelantah

Dosen Mengabdi IPB University Ajari Warga Sukawening Terhindar dari Fintech dan Membuat Sabun dari Minyak Jelantah

dosen-mengabdi-ipb-university-ajari-warga-sukawening-terhindar-dari-fintech-dan-membuat-sabun-dari-minyak-jelantah-news
Berita

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University melalui kegiatan Dosen Mengabdi mengirimkan tiga dosennya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa lingkar kampus IPB University khususnya Desa Sukawening. Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Desa Sukawening (30/11) ini dihadiri 48 orang warga Sukaweing dan warga dari Jakarta ataupun Tangerang.

Ketiga dosen tersebut adalah Setyardi Praktika Mulya, SP, MSi, dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian (Faperta), Ali Mutasowifin, SE, MAk, dari Departemen Manajamen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) dan Dr Dyah Wulandani dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta).

Dalam paparannya, Setyardi menyampaikan tentang  potensi yang dimiliki Desa Sukawening. Menurutnya, dari segi tata ruang wilayahnya, Desa Sukawening sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi lebh baik lagi. Sumberdaya fisik yang ada dapat dikembangkan menjadi hal-hal yang bernilai tinggi.

“Semua warga masyarakat pasti menginginkan desanya maju. Salah satu upaya memajukan desa adalah usaha. Usaha bisa dilakukan oleh masing-masing pihak. Misal untuk unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) harus lebih ditingkatkan lagi pemasarannya, unit pertanian dan peternakan potensial dicoba untuk memulai mengembangkan produk turunan dari masing-masing produk yang ada agar nilainya lebih stabil,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Ketua Bumdes Sukawening, Reksi juga mengungkapkan bahwa sejauh ini tata ruang di Desa Sukawening sudah dipetakan menjadi empat klaster berbasis dusun. Dusun satu dipetakan untuk unit pelayanan masyarakat, dusun dua untuk UMKM salah satunya yaitu UMKM sepatu dan sandal yang saat ini sudah berjalan, dusun tiga untuk bidang pertanian dan dusun empat untuk bidang peternakan.

Sementara itu, Ali Mutasowifin memaparkan tentang edukasi peminjaman uang di era modern. Menurutnya, di era seperti sekarang ini, masyarakat harus dibekali ilmu-ilmu pengetahuan, salah satunya yaitu mengenai peminjaman online yang kini makin banyak keberadaanya di lingkungan masyarakat. Masyarakat Desa Sukawening tidak boleh tergiur dengan mudahnya mekanisme peminjaman uang baik secara online melalui aplikasi ataupun secara langsung ke bank keliling.

Kemudian Dr Dyah Wulandani memaparkan mengenai pembuatan biodiesel dan sabun dari minyak jelantah. Minyak jelantah sisa kegiatan rumah tangga atau sisa usaha dari sebagian masyarakat tidak boleh dikonsumsi terus menerus dan juga tidak boleh langsung dibuang, karena dapat membahayakan lingkungan sebab sifatnya yang susah terurai.

“Minyak jelantah yang ada dapat diolah menjadi biodiesel ataupun sabun. Dengan pembuatan produk dari limbah ini diharapkan bapak ibu dapat lebih bijak. Bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk lingkungan juga,” tambahnya.
Menurut Dislan, Ketua RW 03 Desa Sukawening,  adanya kegiatan ini sangat bagus untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang biasa memasak.  “Kegiatan ini bisa menyadarkan ibu-ibu bahwa penggunaan minyak jelantah untuk rumah tangga haruslah dibatasi agar suatu saat nanti tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Begitu juga dengan lingkungan, jangan sampai karena minyak jelantah, lingkungan kita rusak,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Sabiludin, Sekretaris Desa Sukawening berharap kegiatan ini terus berlanjut sehingga dapat memberi manfaat untuk masyarakat. (Awl/Zul)

Keyword: Dosen Mengabdi, Sabun Minyak Jelantah, Fintech, LPPM IPB University