Faperta IPB University Tandatangani Kerjasama dengan Puslitbang Perkebunan

Faperta IPB University Tandatangani Kerjasama dengan Puslitbang Perkebunan

faperta-ipb-university-tandatangani-kerjasama-dengan-puslitbang-perkebunan-news
Berita

Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pertanian RI menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKs) di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada komoditas perkebunan.  Perjanjian tersebut ditandatangani di Ruang Sidang Faperta, Kampus IPB Dramaga (20/19).

Dr. Suwardi, Dekan Faperta IPB University, menyambut baik kerjasama ini untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan reputasi IPB University.

Kepala Pusat Balitbangtan, Ir Syafaruddin, PhD mengatakan tujuan kerjasama tersebut untuk menindaklanjuti kerjasama antara Faperta IPB dengan riset Puslitbangbun.

Tantangan dan peluang perkebunan saat ini semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Soal jumlah penduduk, saat ini Indonesia menempati posisi ke-4 dunia dengan jumlah penduduk 268 Juta jiwa.

Tantangan lainnya adalah skala usaha pertanian di Indonesia kurang dari 0,5 hektar dan masyarakat bekerja secara serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

 “Di Indonesia pertanian masih berada pada tahapan 1.0, masih banyak petani menggunakan cangkul, pembajakan dengan kerbau, sehingga harus meningkatkan kapabilitasnya," ungkapnya.

Untuk memenuhi pertanian 4.0, para petani harus bisa terkoneksi dengan aplikasi-aplikasi yang berbasis teknologi seperti traktor  autonomous yang dapat dikendalikan dengan remote, pengairan di rumah kaca yang dapat dikontrol menggunakan ponsel, selain itu  digitalisasi pertanian juga bisa diaplikasikan dengan menggunakan drone untuk menanam dan menyiram.

Ia juga mengungkapkan inovasi teknologi pada komoditas sawit di Indonesia masih menjadi peringkat satu dunia. Namun, berbeda dengan kopi. Produktivitas kopi di Indonesia saat ini menurun dan menduduki peringkat ke-4.

”Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan inovasi teknologi perkebunan. Sekarang kita memiliki varietas unggul kopi liberika, perpaduan antara arabika dan robusta yang adaptif di lahan gambut pasang surut seperti di daerah Riau dan Jambi. Kemudian kita juga  sudah memiliki varietas unggul kopi robusta yang tahan kering di Lampung dan varietas unggul kakao yang toleran terhadap kekeringan di Kota Padang,” pungkas kepala Balitbangtan.  (Rd/RA)

Keyword : Faperta IPB, perkebunan, kopi, sawit, kakao