Mahasiswa IPB University Buat Lem dari Kulit Ikan Patin

Mahasiswa IPB University Buat Lem dari Kulit Ikan Patin

mahasiswa-ipb-university-buat-lem-dari-kulit-ikan-patin-news
Riset

Kegiatan industri tak lepas dari limbah yang dihasilkan dari produksinya. Pada industri ikan patin misalnya terdapat limbah seperti kulit patin yang masih jarang dimanfaatkan. Tiga mahasiswa IPB University yaitu Erin Apriliani Wulandari Putri, Helda Yesi dan Muh Tazri Nasirullah dari Departemen Teknologi Hasil Perairan membuat lem dari limbah kulit ikan patin. Mereka memberi nama hasil lem karyanya GlueTin.
"Indonesia merupakan negara kedua pengekspor ikan patin setelah Vietnam. Pada industri ikan patin hanya memanfaatkan dagingnya saja untuk dijadikan fillet, karena semakin berkembangnya industri fillet menghasilkan limbah yang belum termanfaatkan secara optimal. Bahan baku untuk membuat fish glue (lem dari ikan) sangat berlimpah dan mudah didapatkan,” tutur Erin.

Ia menjelaskan bahwa limbah kulit patin mengandung kolagen yang dapat dihidrolisis menjadi gelatin. Gelatin tersebut menjadi bahan baku untuk fish glue. Lem dari kulit ikan ini bersifat ramah lingkungan, biodegradable dan tidak menimbulkan bahaya kesehatan seperti lem pada umumnya. Lem ini juga dapat digunakan sebagai perekat untuk kertas dan kayu.

Ide yang berawal dari topik penelitian mahasiswa sarjana ini berhasil menghantarkan Erin dan tim mendapat pembiayaan dari Kemenristekdikti pada program Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKMPE) 2019. Penelitian tim ini dibimbing oleh  Dr Mala Nurilmala, SPi, MSi.

"Kulit ikan patin yang kita peroleh, dimasukkan dalam pelarutan basa dan asam, lalu dilakukan ekstraksi menggunakan waterbath shaker, kemudian disaring dan didapat gelatin cair, gelatin cair ini kita panaskan kembali hingga solid 45-55 persen dan didapatkanlah fish glue,” ujarnya. Fish glue memiliki bentuk cairan kental berwarna cokelat karamel. Penelitian ini telah selesai dilaksanakan hingga tahap pengujian. Tim ini mendapatkan hasil yang cukup baik serta sesuai dengan standar. Pengujian pada kayu juga berhasil merekatkan kayu yang diuji.

"Aplikasi pada kayu dilakukan dengan pengujian keteguhan rekat. Kayu yang di gunakan yaitu kayu agatis dipotong sepanjang 2.5 x 2.5 x 2 centimeter lalu fishglue dilaburkan ke kayu. Selanjutnya dikempa selama 48 jam. Setelah dikempa kayu ditarik 0,5 cm di kedua ujung, lalu diuji menggunakan alat pengujian keteguhan rekat dan kayu yang diuji merekat dengan cukup baik,” ungkapnya. (IRM/ris)