IndusPro 4.0 Karya Mahasiswa IPB University Raih Juara 2 di Kompetisi Nasional

IndusPro 4.0 Karya Mahasiswa IPB University Raih Juara 2 di Kompetisi Nasional

induspro-4-0-karya-mahasiswa-ipb-university-raih-juara-2-di-kompetisi-nasional-news
Prestasi

Berbicara tentang pendidikan yang ada di Indonesia, timbul suatu pertanyaan apakah banyaknya jumlah pelajar selaras dengan kualitasnya atau tidak, terutama kesiapan Sumberdaya Manusia (SDM) Indonesia untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Pertanyaaan ini terjawab oleh laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015, tercatat bahwa soal kualitas pendidikan, Indonesia menduduki peringkat ke 69 dari 75 negara. 

Permasalahan ini mendorong Ramadhani Dwi Handrian, mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB University untuk merancang sebuah solusi bernama Indus Pro 4.0 atau dikenal dengan Indonesia Sustainable Education Program 4.0. 

“Tidak meratanya jumlah guru dan fasilitas pendidikan, terutama di daerah-daerah yang masih sedikit sekali tersentuh modernisasi menjadi penyebab mayoritas pelajar di Indonesia sulit dalam menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0. Selain itu, keterlambatan dan ketidakefisienan sistem dan metode pembelajaran, kurangnya pemahaman akan urgensi dalam implementasi konsep revolusi industri 4.0 oleh siswa dan guru tentunya menjadi keresahan tersendiri bagi saya mengenai kesiapan bangsa Indonesia menghadapi era ini,” ungkapnya. 

Inovasi tersebut kemudian dituangkan Ramadhani pada sebuah karya esai dan berhasil meraih Juara II Tingkat Nasional pada ajang Purpose: Literacy to Support National Development, Universitas Pelita Harapan yang diselenggarakan di Tangerang (11/6). 

“Alhamdulilllah saya merasa senang dan bersyukur sekali dan tidak menyangka dapat menang di kompetisi karya tulis ini. Saya hanya menulis rancangan ide dari perspektif saya sebagai mahasiswa, semuanya merupakan rizki dari Allah,” ungkap Ramadhani. 

Ramadhani menyampaikan bahwa motivasinya dalam mengikuti lomba menulis esai adalah karena keinginannya untuk meningkatkan kapasitas diri serta cita-citanya yang dulunya sebagai guru. “Dulu keterima di pendidikan tapi karena alasan tertentu lebih memilih IPB University. Bagi saya, meskipun saya mahasiswa pertanian, saya harus tetap bisa melihat permasalahan di tengah-tengah masyarakat dan berupaya untuk mencari solusi inovatif yang saya coba tuangkan pada karya esai ini,” tuturnya.(SM/Zul)