Rektor IPB: Jika Tidak Disiapkan, 15 Tahun Lagi Tak Ada Petani

Rektor IPB: Jika Tidak Disiapkan, 15 Tahun Lagi Tak Ada Petani

rektor-ipb-jika-tidak-disiapkan-15-tahun-lagi-tak-ada-petani-news
Berita

Petani Indonesia saat ini berusia di atas 47 tahun. Jika tidak disiapkan teknologi-teknologi pertanian, saya khawatir tidak ada yang mau menjadi petani pada 15 tahun mendatang. Hal ini disampaikan Dr. Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) saat menjadi keynote speaker dalam Focus Group Discussion (FGD) Perkembangan Transfer Teknologi dan Ekonomi Pertanian Digital di Grand Savero, Bogor (20/3). 

Pada kegiatan yang terselenggara berkat kerjasama IPB dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Kementerian Pertanian (Kementan) ini, Dr. Arif memaparkan bahwa IPB saat ini sedang menyiapkan lulusannya menjadi techno socio-entrepreneur untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

“Sosok techno socio-entrepreneur itu penting untuk menjembatani masa transisi seperti ini. Lulusan IPB akan didorong menjadi farm manager yang ada di desa. Saat ini pun, kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa barat, IPB akan menerjunkan sekitar 500 alumni untuk mendukung program one village one CEO,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini adalah titik penting untuk segera melangkah. Berdasarkan hasil komunikasi dengan beberapa pimpinan perguruan tinggi dari berbagai negara seperti Jepang dan Australia, terkait industri era 4.0, Indonesia memiliki start yang sama dengan negara lain. 

“Sehingga penting untuk segera melangkah. Jika  kita tidak melakukan akselerasi kita akan ketinggalan. IPB pun sudah merumuskan konsep pertanian 4.0 dan diterjemahkan  ke dalam agenda riset, roadmapnya seperti apa. Banyak hal yang sudah di lakukan IPB terkait industri 4.0. Misalnya IPB telah memiliki robot untuk menyemai, smart fertilizer, smart farming, smart utilization, precision farming. Selain itu, ada deteksi kematangan buah melalui android dan deteksi tangisan bayi. Aplikasinya sudah ada, itu merupakan karya mahasiswa dan dosen. Sehingga sekarang sudah semakin berkembang pola-pola industri 4.0,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian Pengembangan Sumberdaya Manusia (BP2SDM), Kominfo,  Basuki Yusuf Iskandar mengatakan bahwa kerjasama dengan IPB ini yang paling penting adalah adanya big data dan komputing untuk aplikasi pertanian. Program Digital Talent Scholarship (DTS) yang diinisiasi oleh BP2SDM ini sebagai inisiatif untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusia di bidang komunikasi dan informatika.

Pada kesempatan ini, buku karya Guru Besar Tetap IPB, Prof. Eriyatno dan Prof. Lala M. Kolopaking berjudul PLATFORM AGFIN 4.0 dilaunching. Buku ini berisi tentang bagaimana mengarungi era teknologi digital, pembiayaan pertanian mikro konvensional, pembelajaran dari luar negeri, modernisasi pembiayaan pertanian mikro, ekosistem digital pembiayaan berbasis petani dan desa, platform agfin, implikasi kebijakan, penguatan kapasitas, komunitas dan manusia.(dh/Zul)