Pakar IPB Bicara Peluang dan Tantangan Perjanjian Perdagangan Internasional

Pakar IPB Bicara Peluang dan Tantangan Perjanjian Perdagangan Internasional

Prof-Rina
Berita
Direktur Trade Analysis and Policy Studies yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr. Rina Octaviani  berbicara  peluang dan tantangan perdagangan internasional dan perjanjian perdagangan Indonesia, Kamis (31/3). Ia menyampaikan hal itu dalam  forum diskusi yang bertajuk “Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Integrasi Ekonomi”,  di FEM Kampus IPB Darmaga Bogor.
 
Prof. Rina mengatakan, saat ini Indonesia berada di percaturan ekonomi dunia. Di ASEAN sendiri Indonesia telah menyepakati adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 
 
Dalam perdagangan dunia, terangnya, Amerika Serikat dan China merupakan pemain besar dalam permintaan barang dunia. Saat ini China mulai turun pertumbuhan ekonominya, sementara kebijakan ekonomi Amerika Serikat mulai menggeliat.
 
Dalam kesepakatan kerjasama perdagangan, Prof. Rina menambahkan masih terjadinya perebutan pengaruh masing-masing negara besar. Dalam kerjasama perdagangan negara-negara Asia Timur pun ingin mengalihkan kekuasaan dari Amerika ke Asia Timur karena melihat Jepang dan China memiliki pengaruh besar.
 
“Lihat bagaimana perlambatan permintaan, lihat juga bagaimana turun harga-harga di pasar internasional, food dan primary product turun. Artinya peluang ini bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Negara berkembang seperti Indonesia pangsa pasar akan makanan sangat besar,” ujarnya.
 
Menurut  Prof.Rina, Indonesia seharusnya bisa melihat grafik import negara-negara di dunia. Selain itu, Indonesia dinilainya kurang memanfaatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain.
 
Apabila Indonesia bergabung dengan Trade Pasific Partnership (TPP), tambahnya, perlu antisipasi. “Indonesia harus siap dalam perbaikan daya saing ekonomi nasional atau internasional, daya saing industri, logistik, kualitas infrastruktur eksport dan konektivitas. Indonesia juga diprediksi akan inflasi jika bergabung dengan TPP karena tidak mampu bersaing,” tandasnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB Dr. Tanti Novianti menyampaikan terkait dampak perjanjian kerjasama perdagangan FTA ASEAN-India dan ASEAN Australia dan NEW Zealand terhadap ekonomi Indonesia.  Simulasi mengaju pada perjanjian FTA ASEAN India dan ASEAN ANZ dampak kesejahteraan naik dari sisi konsumen. “Bandingkan ternyata ASEAN India lebih besar, sementara ASEAN Australia dan New Zealand negatif,” ujarnya.(dh)
 
Kontak: Syarifah Amaliah : 081316172447