TEMU NASIONAL KESATU SPR-111

TEMU NASIONAL KESATU SPR-111

spr
Berita

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM IPB) menyelenggarakan “TEMU NASIONAL KESATU SPR-1111”, yang bekerjasama dengan Klub Sekolah Peternakan Rakyat (KSPR). Dengan temaKoordinasi dan Pengembangan Strategi dalam Implementasi Konsep Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di Indonesia. "Jadi, penerapan konsep Sekolah Peternak Rakyat (SPR) dilakukan bersinergi dengan perguruan tinggi, pemerintah, peternak selama maksimum empat tahun,” kata Guru Besar Pemuliaan dan Genetika Ternak Fakultas Peternakan IPB Prof. Dr. Muladno,MS yang juga ketua panitia Temu Nasional Kesatu SPR-1111, pada hari Senin (6/22/2014) di gedung PKSPL IPB Baranang siang Bogor.

 
Dalam sambutannya dan sekaligus membuka “Temu Nasional Kesatu SPR-1111”, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Ir. Prastowo, M.Eng mengatakan, “IPB mendukung sepenuhnya gagasan atau konsep Sekolah Peternakan Rakyat ( SPR-1111), karena kami menyadari peranan utama perguruan tinggi dalam pendidikan dan pengbdian, termasuk dalam  misi Tri Dharma Perguruan Tinggi  yang mengemukakan ada dua hal, yang pertama, seluruh perguruan tinggi mampu melaksanakan pendidikan dan pengabdian, boleh jadi sebagian besar hanya mampu mewujudkan pendidikan. Kedua, sebagian perguruan tinggi yang  secara aktif dan relatif intens melaksankan pendidikan dan pengabdian itu masih sedikit, untuk menyentuh pada pengabdian, konsep SPR-1111 bisa diimplementasikan untuk menjawab dua hal tersebut yang ada di Indonesia,”tandasnya.
 
“Perguruan tinggi harus mempunyai program strategis, yaitu akselerasi disiminasi Ilmu Pengetahuanda Teknologi (IPTEK) untuk masyarakat (petani, peternak, nelayaan), pengusaha, imdustri, dan instansi pemerintah. Maka harus didukung pengembangan penelitian terobosan dan unggul, dan yang pentingpengembangan institusi pengabdian kepada masyarakat yang efektif(IPB Goes to Field, Kuliah Kerja Profesi Mahasiswa), Farmers go to IPB, pendapingan model agribisnis dan IPB cyber extension)  dengan ditunjang hirarki aplikasi IPTEK dan hasil penelitian,” kata kepala LPPM IPB.
 
Menurut  Dr. Prastowo, “IPB memandang kerjasama dengan Pemda sebagai tantangan sekaligus kesempatan bagi IPB untuk mewujudkan penerapan IPTEK IPB di masyarakat, sehingga terlihat peran nyata IPB dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Dan yang utama dalam hal ini ada dukungan dari Fakultas dan Departemen yang ada di IPB,”paparnya.
 
Prof. Muladno menjelaskan, “Semua pihak sangat mendukung baik Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pemerintah Daerah, kepala Dinas, dan ketua DPPT dalam kegiatan konsep SPR-1111ini. Acara ini betul-betul didekasikan untuk peternak-peternak kecil, karena benar-benar ditujukan kearah pendekatannya pendidikan untuk mencerdaskan peternak kecil, sehingga mereka bisa berperan aktif dalam program-program pemerintah di bidang peternakan,”katanya.
 
“Strategi SPR-1111 yang paling utama, pelaksanaan seleksi ternak yang mengacu pada sifat ekonomis secara sistimatis dan terstuktur, pengukuran dan pencatatan parameter teknis terkait sifat ekonomis, pembangunan, dan pengembangan usaha kolektif dalam satu manajemen untuk komoditas  ternak dan komoditas lainnya yang dimiliki peternak, percepatan pertumbuhan populasi ternak dengan meningkatkan angka kelahiran dan menurunkan angka kematian, perbanyak induk beranak, pemantauan kinerja reproduksi dan kesehatan ternak secara periodik, penyedianan pakan secara berlebih, pengoptimalan pemaanfaatan hasil samping pertanian untuk direkayasa menjadi sumber pakan bergizi,dan peningkatan kualitas lahan,” ujar Muladno.
 
“Tujuan penyelenggaraan Temu Nasional Kesatu SRP-1111,diantaranya  menyatukan tekad dan memperkuat semangat untuk mencerdaskan peternak untuk membangun peternakan yang mandiri dan unggul, berbagi informasi antar peternak SPR tentang berbagai kendala dan harapan, membangun sistem penyelenggaraan SPR yang sesuai standar,” cetusnya.
 
Sedangkan Target dari SPR-1111 menurut Muladno diantaranya, konsolidasi peternak untuk berbisnis secara kolektif berbasis koperasi, konsolidasi ternak untuk menerapkan program pemuliaan berbasis seleksi atau persilangan, optimalisasi sumberdaya alam (air, pakan, dan lahan), peningkatan efisiensi dan produktivitas peternak dan ternaknya, dan  peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak
 
Katanya hasil yang diharapkan dari Temu Nasional Kesatu SPR-1111 adalah Penambahan jumlah ternak, peningkatan produktivitas dan kualitas ternak, pertumbuhan ekonomi pedesaan,pengurangan tingkat urbanisasi, pencegahan penjualan aset peternak.
 
Dan syarat untuk mewujudkan hasil tersebut, maka perlu, Semua ternak dalam kondisi sehat,indukan dipertahankan sampai afkir dan harus beranak satu pedet per tahun, setiap ternak indukan dan pejantan harus beridentitas dan harus dilengkapi dengan Buku Pemilik Ternak Indukan, indukan ber-BPTI wajib diasuransikan. Ketersediaan pakan dan minum secara terus menerus, jantan bukan pemacek sebelum berumur dua tahun sebaiknya dikebiri untuk menghindari perkawinan tak terkontrol, jantan bukan pemacek harus dijual pada umur maksimum dua tahun 
 
Maka dari hasil Temu Nasional Kesatu SPR-111, idealnyadi setiap lokasi SPR instansi pusat, provinsi, dan kabupatenyang berwenang dalam urusan peternakan melibatkan diri dalam kegiatan dan program SPR, para pakar dalam berbagai disiplin ilmu mendedikasikan profesionalitasnya di setiap lokasi SPR, pendampingan SPR maksimum empat tahun dan setelah mandiri kemitraan antara peternak dan perguruan tinggi tetap berlanjut.
 
Peserta acara Temu Nasional Kesatu SPR-1111
? Dinas urusan peternakan Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur
? Dinas urusan peternakan Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komiring Ilir (OKI), Barito Kuala, Jombang, Bojonegoro, Tegal, Barru, dan Bogor
? Pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), 
? Dewan Perwakilan Pemilik Ternak dari 9 Sekolah Peternakan Rakyat (SPR)
? Calon investor yang ingin bermitra dengan peternak peserta SPR.(Wal)