800 Lulusan IPB diwisuda, Inilah Komentar Para Lulusan Terbaiknya

800 Lulusan IPB diwisuda, Inilah Komentar Para Lulusan Terbaiknya

Berita

Rabu, (26/9), IPB kembali mempersembahkan lulusannya pada acara Sidang Terbuka dengan acara tunggal Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap I tahun akademik 2012/2013, di Gedung Grha Widya Wisuda Kampus IPB Darmaga, Bogor.

Pada wisuda tahap  ini, IPB menyerahkan ijazah kepada 800 orang lulusan, yang terdiri dari 28 lulusan program Doktor, 107 lulusan program Magister Sains, 48 lulusan program Magister Manajemen, 8 lulusan program Magister Profesional, 48  Profesi Dokter Hewan dan 561 lulusan program Sarjana.

Wisuda kali ini juga dilaksanakan dalam rangka peringatan Dies Natalis IPB ke-49. Pada tahun ini, peringatan dies natalis mengambil tema “Inovasi IPB untuk Ketahanan Pangan Nasional”.
“Untuk merangsang tumbuhnya inovasi di Indonesia, Kementerian Riset dan Teknologi RI bersama Business Innovation Center (BIC) menerbitkan daftar 100 plus karya inovatif paling prospektif. Melalui penerbitan daftar karya inovatif tersebut, sejak tahun 2008 para peneliti baik dari perguruan tinggi, institusi penelitian dan pengembangan di berbagai kementerian maupun swasta di Indonesia didorong untuk menghasilkan inovasi-inovasi terbaiknya, ujar Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., dalam sambutannya.  

Dikatakannya, tidak sedikit inovasi dalam bidang ketahanan pangan yang diakui sebagai inovasi yang memiliki prospek besar untuk dikembangkan. “Diantara berbagai perguruan tinggi dan institusi penelitian dan pengembangan, IPB memberikan kontribusi terbanyak selama empat tahun berturut-turut, yaitu 21 dari 100 inovasi (2008), 24 dari 101 inovasi (2009), 51 dari 102 inovasi (2010), 35 dari 103 inovasi (2011), dan 48 dari 104 Inovasi pada tahun 2012, sehingga dari tahun 2008 sampai dengan 2012, IPB telah memberikan kontribusi kumulatif sebesar 179 dari 510 inovasi” kata Rektor.
Dijelaskan Rektor, beberapa inovasi lainnya yang sudah dihasilkan oleh IPB antara lain: 1) pelepasan varietas-varietas unggul IPB untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian antara lain varietas kentang, pepaya, pisang, cabai, tomat, melon, kedelai dan padi; 2) pengembangan teknologi dan sarana produksi/pengolahan pertanian antara lain smart tractor, mesin pemisah daging ”Surimi”, alat pemanen udang, alat penghitung benih ikan, alat pengering serelia, bioinsektisida dan lainnya; 3) diversifikasi pangan antara lain seperti beras analog, mie jagung, beras tekad, tepung mocaf, telor omega 3, serta formula pakan ternak; 4) pengembangan produk biomedis seperti detektor flu burung, vaksin flu burung, ekstrak tabat barito untuk anti-tumor, ekstrak buncis untuk diabetes, dan lain sebagainya.

 Rektor juga memaparkan bahwa, agenda riset pendukung di bidang pangan, energi, lingkungan, penanggulangan kemiskinan dan biomedis, juga tengah dan siap untuk dilaksanakan oleh IPB yaitu studi multilokasi dan penglepasan varietas baru padi; scalling up sistem produksi kedelai di lahan pasang surut; pengembangan benih dan pakan lokal untuk budidaya ikan; pemurnian galur dan pengembangan sapi Bali; pengembangan sistem pengelolaan air dan irigasi; scalling-up sistem produksi beras analog; pengembangan sistem edukasi konsumen untuk menurunkan konsumsi beras per kapita; kajian kebijakan dan politik yang kondusif untuk sistem produksi pangan nasional mencakup agraria, logistik dan rantai pasok, infrastruktur, tataniaga, pemasaran, insentif/subsidi, transportasi; dan pengembangan sistem pengendalian penyakit ternak dan riset-riset zoonotic.
 
Lulusan Terbaik
Dari 561 lulusan program sarjana, lulusan terbaik tingkat IPB adalah Meidina Megan Andriani dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dengan IPK tertinggi 3,98 dan predikat Cum Laude.
Dari program pascasarjana, lulusan terbaik untuk program doktor adalah Chaterina Agusta Paulus dari Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dengan IPK 3,92 dan masa studi 33 bulan. Pada program Magister Sains, lulusan terbaik adalah Aulia Nusantara dari program studi Fitopatologi dengan IPK 4,00 dan masa studi 18,5 bulan. Pada program Magister Manajemen dan Bisnis, lulusan terbaik adalah Ari Try Purbayanto dengan IPK 3,97 dan masa studi 20 bulan. Pada program Magister Profesional, lulusan terbaik adalah Pindo Witoko dari program studi Industri Kecil Menengah dengan IPK 3,78 dan masa studi 19 bulan. Pada program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, lulusan terbaik adalah Ayu Berlianty dengan IPK 3,99.
“Atas nama sivitas akademika, saya menyampaikan ucapan selamat kepada Saudara-saudara para lulusan atas keberhasilan menyelesaikan pendidikan. Ucapan selamat juga saya sampaikan kepada keluarga dan handai taulan yang senantiasa memberikan dukungan bagi keberhasilan Saudara” ujar Rektor IPB. Hingga saat ini IPB telah meluluskan 109.070 orang alumni.(man)
 
 
 Komentar para Lulusan Terbaik
 
Aulia Nusantara
Lulusan Terbaik Program Pendidikan Magister
IPK 4.00
 
Pupuk Semangat Membaca

Aulia Nusantara, lulusan berprestasi dari Program Pendidikan Magister Program Studi Fitopatologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB ini berhasil meraih IPK sempurna yakni 4.00. Menurutnya tidak ada hal khusus yang dilakukan dalam meraih angka tersebut. “Biasa saja, tidak ada tips khusus belajar. Terpenting adalah tidak segan untuk bertanya apabila ada materi kuliah yang tidak dimengerti, baik kepada dosen, teman kuliah ataupun mencari referensi lainnya,” ujar laki-laki yang bercita-cita ingin melanjutkan studi doktoral di luar negeri, terutama ke negara-negara Eropa ini. Selain itu, ia menyarankan untuk terus dipupuk semangat untuk membaca, karena sekarang sumber informasi semakin mudah didapat.
 
 
Meidina Megan Andriani
Lulusan Terbaik Program Pendidikan Sarjana
IPK 3.98
 
Mau Melakukan Lebih dari Orang Lain
 

Cara belajar seperti apa yang bagus diterapkan agar bisa lulus dengan membawa prestasi? Berikut jawaban Meidina Megan Andriani dari Fakultas Manajemen dan Ekonomi (FEM). “Sebenarnya kembali lagi kepada diri kita masing-masing. Cara belajar apa yang cocok untuk kita karena setiap orang memiliki cara dan kebiasaan  yang berbeda dalam memahami suatu pelajaran. Namun, untuk diri saya pribadi, saya bukan tipikal orang yang cerdas yang bisa langsung memahami pengetahuan yang baru saya dapatkan, sehingga saya mencoba untuk membuat jadwal kegiatan belajar dan kegiatan lainnya. Tapi, kunci sukses yang pasti akan berlaku bagi kita semua adalah giat dan tekun serta mau melakukan lebih dari yang orang lain lakukan. Dan didukung dengan membuat jadwal kegiatan kita. Nantinya hal ini akan membantu kita menjadi disiplin, menghargai waktu dan bisa menjadi suatu kebiasaan. Serta selalu berdoa, ” ujarnya.  Tips untuk adik-adik kelas, tuturnya, rajin datang setiap kuliah dan mencatat semua yang dibahas dalam perkuliahan. Itu bakal bermanfaat untuk kita, karena biasanya apa yang dibahas di dalam kelas terkadang tidak ada di dalam buku. Selain itu, jangan hanya belajar saja, tapi juga bergaul dengan teman-teman agar wawasan  kita menjadi lebih luas. Dalam pengembangan diri, kenali hobi dan minat kita. Karena segala sesuatu yang berawal dari hobi akan menjadikan kita lebih loyal dan nyaman dalam beraktivitasyang terkait dengan pengembangan diri kita. Dan jangan bosan untuk mencoba segala sesuatu yang baru. “Karena terkadang hal yang baru bisa memberikan sesuatu yang memang kita butuhkan,” tandas gadis yang bercita-cita ingin menjadi seseorang yang berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara. Salah satunya dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang dan dapat mendirikian yayasan pendidikan bagi orang-orang yang kurang mampu.
 
 
 
Chaterina Agusta Paulus
Lulusan Terbaik Program Pendidikan Doktor (S3)
IPK 3.92
 
“Fokus Kepada Lingkungan”

“Berangkat dari masalah potensi di daerah, saya selalu fokus terhadap apa yang dapat saya berikan kepada lingkungan sekitar.  Saya yakni Provinsi  Nusa Tenggara Timur adalah miniatur Indonesia sebagai negara kepulauan.  Oleh sebab itu, potensi, isu dan permasalahan mengenai kelautan dan perikanan di NTT menjadi motivasi diri saya. Apa yang saya dapatkan dalam pendidikan selama di IPB akan saya terapkan dan menjadi solusi bagi NTT.  Ini adalah tanggung jawab saya sebagai putrid daerah,” begitu dipaparkan oleh Lulusan Terbaik Program Pendidikan Doktor (S3), Chaterina Agusta Paulus.
Chaterina memiliki beberapa tips agar bisa kuliah di IPB dengan prestasi yang baik, diantaranya adalah berdoa, disiplin dalam mengatur waktu untuk belajar dan rekreasi. “Fokus terhadap program pilihan dan membangun jejaring kerja (networking) adalah hal penting, “ tandasnya.  “Selama studi S1, S2 dan S3 di IPB, saya tidak pernah merasa terbebani. Malah sebaliknya, ini merupakan bagian dari hobi. Saya suka snorkeling dan diving, “ ungkap wanita kelahiran 1984 itu.
Chaterina bercita-cita untuk mengembangkan ilmu lebih dalam lagi melalui pengabdian kepada masyarakat, terutama untuk Universitas Nusa Cendana (UNC), Kupang.  “Harapan saya ke depan adalah dapat mencapai gelar tertinggi yakni : Profesor,” katanya mantap. (man)
 
 
Ayu Berlianty
Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan
IPK 3.99
 
“Banyak Menggali Ilmu”

 
“Program pendidikan profesi dokter hewan (PPDH) yang saya jalani merupakan aplikasi dari teori-teori yang di dapat saat S1 dulu. Sehingga, saya berusaha menjalani setiap kegiatan PPDH dengan sebaik-baiknya di setiap bagiannya, baik kegiatan laboratorium dalam kampus maupun luar kampus (lapang),” kata Lulusan Terbaik Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Ayu Berlianty
 
Bagaimana upaya Berlianty dalam meraih prestasi di kampus, berikut beberapa tipsnya. Pertama, mengerjakan laporan-laporan sebaik-baiknya sehingga dapat membantu proses belajar mengajar dan pada saat ujian tidak terasa menumpuk tugasnya. “Saya  banyak menggali ilmu dari paramedis, peternak, maupun dokter hewan lapang.  Menurut saya hal ini sangat banyak membantu untuk memahami teori yang didapat di kampus dan menyambungkannya dengan kondisi di lapangan, “ katanya.
 
Ia juga berpesan untuk menikmati setiap proses pembelajaran di kampus baik akademik maupun non akademik. “Insya allah hasil yang baik akan mengikuti. selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap upaya. Do Your Best,” katanya.  Ayu bercita-cita menjadi seorang dokter hewan praktisi yang sukses dan profesional serta kelak memiliki klinik hewan sendiri. (man)