Teknologi Bioremediasi Pulihkan Lingkungan Tercemar

Teknologi Bioremediasi Pulihkan Lingkungan Tercemar

Berita

 

Dosen Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.Ir Dwi Andreas Santosa, M.S telah mengembangkan teknologi bioremediasi yang mampu membersihkan limbah minyak bumi, air asam tambang, limbah mengandung merkuri dan fenol.

Teknologi bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzimenzim yang diproduksi mikroorganisme memodifikasi (mengubah) polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut. Selanjutnya polutan beracun terdegradasi (terurai) atau mengalami perubahan bentuk. Struktur kimianya menjadi tidak kompleks atau berubah bentuk, dan akhirnya menjadi metabolit (bahan) yang tidak berbahaya serta tidak beracun. Yang termasuk dalam polutan-polutan diantaranya: logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida serta lain-lain.

Teknologi bioremediasi temuan Dr.Dwi Andreas mampu membersihkan limbah minyak bumi 4 kali lebih cepat di bandingkan teknologi bioremediasi yang dikembangkan PT.Cevron Pacific Indonesia. "Teknologi ini telah teruji efektifitasnya untuk membersihkan limbah minyak bumi serta tanah tercemar minyak bumi dalam skala besar melalui kerjasama dengan PT.Mitra Petroleum Indonesia di Dumai, Riau,"  kata Dr.Dwi Andreas.Untuk membersihkan limbah minyak bumi, Dr. Andreas menggunakan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859. Teknologi tersebut mampu menghemat biaya antara 25 hingga 50 persen dibanding teknologi bioremediasi yang diterapkan saat ini oleh perusahaan-perusahaan minyak. Penemuan tersebut telah didaftarkan oleh IPB untuk memperoleh paten pada Direktorat Jenderal HKI, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan nomor permohonan paten P00200700064.

Pengembangan teknologi bioremediasi lainnya adalah teknologi untuk membersihkan limbah mengandung merkuri yang penelitiannya sudah dijalankan sejak tahun 2000. Teknologi dikembangkan dengan memanfaatkan mikroorganisme asli Indonesia untuk menghilangkan senyawa merkuri beracun yang terlarut dalam air limbah. Teknologi ini menggunakan bakteri Pseudomonas pseudomallei ICBB 1512. Teknologi ini sangat cost effective dengan biaya hanya 1/400 dari teknologi detoksifikasi (penghilangan racun) merkuri konvensional yang menggunakan resin. Tahun 2005, Dr.Andreas berhasil mengembangkan bioreaktor dengan kemampuan detoksifikasi merkuri sebesar 86 persen selama 1 jam. Tahun 2007, Dr.Andreas telah mengembangkan bioreaktor lebih baru  yang mampu menurunkan merkuri dalam limbah hingga mencapai 98,5 persen hanya dalam waktu 30 menit.

Teknologi bioremediasi dapat juga digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan logam berat terlarut terutama dari pertambangan batu bara. Teknologi tersebut mengandalkan aktivitas berbagai bakteri pereduksi sulfat diantaranya Desulfotomaculum orientis ICBB 1204, Desulfotomaculum sp ICBB 8815 dan ICBB 8818 yang mengubah sulfat dalam air asam tambang menjadi hidrogen sulfida dan kemudian bereaksi dengan logam berat. Setelah reaksi belangsung pH  (keasaman) air asam tambang yang mula-mula berkisar dari 2 – 3 meningkat mendekati netral (6-7). Sementara logam berat yang terdapat air asam tambang mengendap. Dari hasil penelitian selama sembilan (9) tahun diperoleh teknologi yang mampu meningkatkan pH ke netral dan menurunkan konsentrasi berbagai logam berat diantaranya Cr, Pb dan Cd. Teknologi ini efisien, karena hanya membutuhkan biaya 1/10 dari biaya penanganan air asam konvensional.

Sedangkan teknologi bioremediasi limbah mengandung fenol memanfaatkan bakteri Pseudomonas sp dan khamir Candida sp ICBB 1167 asli Indonesia untuk menguraikan fenol. Teknologi ini sangat efektif dan jauh lebih murah serta ramah lingkungan daripada teknologi pengendalian fenol lainnya. (ris/dh