Rabuan Bersama Warga IPB

Rabuan Bersama Warga IPB

Berita

IPB kembali menggelar Rabuan bersama di Gedung Graha Widya Wisuda (Grawida), Kampus IPB Darmaga, Bogor (21/1). Rabuan ini dihadiri oleh Rektor IPB Dr.Ir. Herry Suhardiyanto M.Sc., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS., Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Pengembangan Prof.Dr.Ir. Hermanto Siregar, M.Ec., Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama Dr.Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng., dan Wakil Rektor Bidang Bisnis dan Komunikasi Dr.Ir.Arif Imam Suroso, M.Sc.CS.

Kegiaatan rabuan ini diisi dengan pemaparan mengenai capaian pada tahun 2008, tantangan-tantangan di tahun 2009 serta kebijakan strategis apa yang akan dilakukan oleh IPB ke depan. Pemaparan dilakukan oleh Rektor IPB yang kemudian dilanjutkan oleh empat wakil rektor.
Di penghujung acara, diisi dengan diskusi dalam rangka menghimpun masukan, dan kritisi dari peserta rabuan yang diikuti sekitar 600 warga IPB yang terdiri dari staf dosen pegawai.

Dalam rabuan juga diumumkan pemenang lomba situs web unit kerja, yaitu:

Pemenang Lomba Situs Web Unit Kerja

Juara 1 Sekolah Pascasarjana (http://www.pasca.ipb.ac.id)
Juara 2 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (http://perikanantangkap.ipb.ac.id)
Juara 3 Fakultas Peternakan (http://fapet.ipb.ac.id)
Harapan 1 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (http://itp.fateta.ipb.ac.id)
Harapan 2 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (http://lppm.ipb.ac.id)
Harapan 3 Direktorat Program Diploma (http://diploma.ipb.ac.id)
Website favorit pilihan pemirsa berdasarkan SMS Polling Direktorat Riset dan Kajian Strategis (http://rks.ipb.ac.id)

Hadiah diserahkan oleh rektor IPB didampingi para wakil rektor dan Direktur Komunikasi dan Sistem Informasi IPB, Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc.

Selain itu, diserahkan juga sertifikasi ISO 9001:2000 dari MALQA-KAN untuk program Manajemen dan Bisnis (MB) IPB oleh Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari, Arifin Lambga, Kepada Direktur MB-IPB Dr. Ir. Arief Daryanto, MEC., yang didampingi Rektor IPB Dr.Ir. Herry Suhardiyanto M.Sc.

Dalam pemaparannya Rektor IPB menyampaikan bahwa, sebagai PT-BHMN, IPB harus dapat menjadi pusat unggulan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, dan menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional.

"Kita berharap IPB akan selalu berubah menjadi lebih baik sejalan dengan dinamika perubahan zaman. Selama masa transisi beberapa tahun terakhir, kita telah membuktikan bahwa kita mampu melakukan perubahan itu," ujarnya.

Beliau menjelaskan mengenai tantangan-tantangan di tahun 2009 yang meliputi,

Pertama, Persaingan yang sangat ketat antar perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, juga antar perguruan tinggi nasional maupun internasional. Di tengah era globalisasi ini, kita tidak hanya dituntut untuk dapat bermitra dengan perguruan-perguruan tinggi, namun juga bersaing pada saat yang sama baik dari sisi mutu, prestasi akademik, dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.

Kedua, Minat generasi muda terhadap bidang ilmu pertanian menunjukkan penurunan, khususnya pada program studi bidang pertanian di universitas-universitas daerah. Hasil SNMPTN tahun 2008 menunjukkan terdapat 2.894 kursi kosong pada program studi bidang pertanian dan peternakan di 47 perguruan tinggi negeri.

"Jika tidak kita pikirkan solusinya dari sekarang, hal ini dapat menjadi masalah bagi IPB khususnya input mahasiswa pascasarjana pada 5-10 tahun mendatang," tandas rektor.

Ditetapkannya Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang akan mengubah wajah pendidikan nasional pada masa mendatang, tidak terkecuali pada perguruan tinggi.
Perlu segera menyesuaikan landasan hukum internal IPB dengan merumuskan AD dan ART yang baru.

"Dengan adanya UU BHP, kita mempunyai landasan yuridis yang lebih kuat dibandingkan PP 154 tahun 2000,"ujarnya.

Harapan dan tugas bagi IPB yaitu : 1) IPB menjadi world class university, 2) IPB menjadi institut riset bertaraf internasional, 3) IPB menjadi yang terdepan dalam bidang pertanian, dan 4) IPB menjadi pelopor dalam gerakan ketahanan pangan.

IPB harus bisa menjawab harapan-harapan tersebut sekaligus membuktikan bahwa IPB mampu berkontribusi banyak terhadap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa ini melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi mencakup program-program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

"Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, saya menggariskan beberapa kebijakan strategis IPB yang dapat pula dimaknai sebagai kata kunci (key words) bagi kita semua dalam melaksanakan program kerja di unit masing-masing pada tahun 2009," ujarnya.

Sementara kebijakan strategis di tahun 2009 Rektor mengatakan,

Pertama, kita perlu dan harus melakukan upaya promosi dan branding IPB secara lebih luas kepada masyarakat, baik nasional maupun internasional. Promosi dan branding tersebut kita lakukan untuk menguatkan citra IPB menjadi World Class University dengan kompetensi utama pertanian tropika.

Kedua, kita perlu melakukan terus peningkatan mutu, pengembangan sistem manajemen berbasis kinerja, sistem informasi, pengembangan SDM dan peningkatan kesejahteraan.

• Proses pembelajaran selalu dievaluasi untuk meningkatkan relevansi dan selalu dilakukan pemutakhiran konten pembelajaran.
• Pada tahun 2009, lebih banyak lagi unit yang akan mendapatkan sertifikat ISO dan lebih banyak program studi serta jurnal ilmiah IPB yang mendapatkan akreditasi A dari Ditjen Pendidikan Tinggi.
• Berbagai unit kerja didorong mencapai akreditasi internasional bagi program-programnya.
• Pengembangan sistem manajemen berbasis kinerja dengan pendekatan balanced scorecard dapat dimulai pada tahun 2009.
• Peningkatan bandwith IPB dari 15 Mbps naik 10 kali lipat menjadi 150 Mbps
• Pada tahun 2009 sistem insentif yang dapat memberikan dorongan motivasi dan kinerja akan terus dikembangkan.
• Pengembangan SDM dengan paradigma human capital terintegrasi dalam transformasi IPB agar menjadi organisasi yang berbasis pada prinsip-prinsip manajemen modern.
Ketiga, kita perlu melakukan penguatan keterkaitan antara pertanian dengan bidang-bidang lain seperti teknologi, otomatisasi, mekanisasi, komputerisasi, farmasi, kesehatan (termasuk zoonosis), lingkungan hidup, bisnis, keuangan, manajemen, pembangunan daerah, komunikasi dan lain-lain.

"Keterkaitan ini sangat penting, mengingat bidang-bidang tersebut dapat menjadi faktor penghela yang akan menarik kemajuan dan pengembangan bidang pertanian. Jika ini dapat kita wujudkan, maka masyarakat akan makin memahami pentingnya pertanian dan dengan demikian penurunan minat ke bidang pertanian tidak terjadi lagi," ujarnya.

Keempat, kita perlu segera melakukan persiapan untuk melakukan transformasi IPB dari PT BHMN menjadi BHP. Meskipun kita diberikan waktu 3 tahun untuk proses transformasi ini sesuai dengan amanat UU BHP, namun saya berharap kita dapat menyelesaikannya pada tahun ini.

Terkait dengan organisasi dan tata kelola, kita perlu melakukan penyesuaian PP No. 154 Tahun 2000 tentang Penetapan IPB sebagai BHMN menjadi Anggaran Dasar IPB sebagai BHP dan Ketetapan MWA IPB No. 17/MWA-IPB/2003 tentang Anggaran Rumah Tangga IPB menjadi Anggaran Rumah Tangga IPB sebagai BHP.

Jumlah mahasiswa baru yang tidak mampu sudah mendekati ketentuan UU BHP yaitu sekurang-kurangnya 20%. Pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2008, jumlah mahasiswa baru dari jalur USMI dan SNMPTN yang tidak mampu (penghasilan orang tua di bawah Rp 1 juta per bulan) namun qualified secara akademik telah mencapai 18,59%.

"Saya mengajak saudara semua untuk tetap berkomitmen tinggi menjadikan IPB sebagai kampus yang membuka dan menjamin akses yang luas kepada semua lapisan masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di IPB. Dalam konteks menyikapi UU BHP, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga citra BHP dengan mengedepankan transformasi organisasi IPB untuk peningkatan mutu, "harap rektor.

Kelima, untuk menjawab tugas dan harapan dari Presiden RI agar IPB menjadi yang terdepan dalam studi bidang pertanian dan pelopor gerakan ketahanan pangan, maka saya berharap Wakil Rektor bidang Riset dan Kerjasama beserta jajarannya, LPPM dan Pusat-pusat menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat konsisten dengan agenda-agenda riset IPB yang telah disusun pada tahun 2008.

"Kita telah menyampaikan proposal kepada pemerintah sebesar Rp 75 miliar dari anggaran non-reguler APBN 2009 untuk peningkatan fasilitas laboratorium penelitian.
Saya berharap menjadi modal berharga bagi IPB untuk melakukan riset-riset terobosan yang berkualitas pada bidang ketahanan pangan pada masa-masa mendatang," jelas rektor.

Menurut Rektor, telah dilakukan inisiasi kerjasama antara IPB dan LAPAN untuk peluncuran Satelit B-1 pada tahun 2012 yang didedikasikan untuk ketahanan pangan seperti precission farming, analisis neraca hidrologi kawasan dan sebagainya.

"Bagi perguruan tinggi seperti IPB yang sedang melewati tahapan transformasi, pola kepemimpinan yang melayani (servant leadership) yang sangat diperlukan. Selanjutnya, saya juga ingin mengajak kita semua untuk mendengarkan suara hati, membangun komunitas yang menghargai perbedaan, memberi keteladanan, membangun integritas, mengambil inisiatif, dan berorientasi ke masa depan. Saya ingin mengingatkan Saudara sekalian bahwa kemajuan IPB ada di tangan kita sendiri. Kalau kita semua bersatu padu, bahu membahu, sinergis dan konvergen dalam membangun IPB," ujarnya. (man)