UNIVERSITY SAINS AND TECHNOLOGI MALAYSA PELAJARI PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA IPB

UNIVERSITY SAINS AND TECHNOLOGI MALAYSA PELAJARI PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA IPB

Berita

Sebuah delegasi dari Kustem College University Sains and Technology Malaysia, mengunjungi di Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia selama lima hari ke berbagai perguruan tinggi.

“Dalam kunjungannya ke IPB, mereka mencoba mempelajari cara pengelolaan dormitori (asrama) mahasiswa di IPB,” kata Wakil Rektor (WR) IV IPB, Dr Ir Asep Saefuddin, M.Sc di Bogor, Jumat.

Kunjugan para mahasiswa Kustem Malaysia ini berlangsung satu hari di IPB. Di Indonesia mereka akan tinggal selama lima hari dan direncanakan hanya akan mengunjungi kota Jakarta, dan Bandung, selain Bogor.

Kunjungan ke IPB yang dilakukan pada hari Kamis (27/4) itu disambut pimpinan IPB lainnya seperti WR III IPB, Prof Dr Ir Yusuf Sudohadi, M.Agr, Sekretaris Eksekutif IPB, Dr Ir Agus Purwito, M.Agr, dan Direktur Pengembangan Institusi dan Usaha Penunjang IPB, Dr Ir Dadan Hindayana.

Universitas Malaysia yang memliki ranah pada bidang perikanan dan kelautan itu, bertandang ke kampus ilmu pertanian terbesar di Asia Tenggara itu disertai 15 orang mahaisiswa dan lima orang staf.

Mahasiswa dan pegawai yang berkunjung itu adalah pihak pengelola asrama di Kustem University Malaysia, dimana mereka menyebut asrama itu adalah “bidang Kebajikan” universitas.

Menurut Dzi Jul Kifli –pimpinan rombongan dari negeri sahabat itu, yang juga ketua asrama Kustem Colleg– menurut Asep Saefuudin dalam pemaparannya mengatakan, tujuan mereka tak lain untuk mengetahui bagaimana cara pengelolaan asrama yang telah dilakukan oleh IPB.

“Kami ingin mengetahui bagaimana IPB mengelola dormitori, dan apa saja yang dilakukan mahasiswanya selama tinggal di asrama,” katanya mengutip pernyataan Dzi Jul Kifli.

Disampaikan pula bahwa Kustem College yang baru memiliki kurang lebih 7.000 mahasiswa ini ingin meningkatkan kualitas pelayanan dormitori kepada para mahasiswanya, termasuk dengan belajar pengelolaannya pada IPB yang jumlah mahasiswa kurang-lebih 25.000 mahasiswa.

Sementara itu, WR III IPB Yusuf Sudohadi, M.Agr, merespons keinginan tamunya dari Malaysia itu menjelaskan bahwa mahasiswa yang masuk IPB, pada tahun pertama diwajibkan untuk tinggal di asrama selama satu tahun.

“Mahasiswa yang tinggal di asrama pada tahun pertama itu dinamakan mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Setelah satu tahun berakhir mereka harus mencari tempat tinggal di luar asrama,” katanya.

Menurut dia, ada program dan kegiatan khusus yang dilakukan mahasiswa selama tinggal di asrama yang biasa disebut dengan program multibudaya.

“Program multibudaya ini diterapkan dalam upaya untuk memahami budaya-budaya di Indonesia yang beraneka ragam, dimana mahasiswa IPB berasal dari Sabang hingga Merauku, sehingga tidak menjadikan suatu permasalahan,” katannya.

Selain itu, ada beberapa kegiatan akademik, seperti pelatihan bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, dan Jerman. “Ada juga kegiatan keagamaan, olahraga, bimbingan dan konseling serta kegiatan lainnya sifatnya menunjang pendidikan mahasiswa IPB,” katannya.

Dikemukakannya, mahasiswa yang masuk ke IPB beraneka ragam, mulai dari Propinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga Propinsi Papua –atau populer dengan julukan “dari Sabang sampai Merauku–sehingga diperlukan program tersebut untuk saling memahami budaya mereka.(man)