Bekerjasama dengan Texas A&M University Pusat Kajian Gizi Asia Tenggara Didirikan di IPB

Bekerjasama dengan Texas A&M University Pusat Kajian Gizi Asia Tenggara Didirikan di IPB

Berita

Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat terobosan untuk menuju “go internasional”, salah satunya dengan mendirikan Pusat Pengembangan Ilmu dan Tekonologi Pertanian dan Pangan Asia Tenggara (Seafast Center) yang berpusat di kampus IPB Darmaga Bogor.

“`Seafast Center` ini terbentuk atas kerjasama IPB dengan Texas A&M University, salah satu perguruan tinggi di Amerika Serikat (AS), ” kata Dr Ir Purwiyatno Hariyadi, Msc, Kepala Seafast Center disela-sela “open house” Seafast, Selasa.

Ia menjelaskan, kerjasama IPB dengan Texas A&M University telah lama dilaksanakan dan mencapai puncaknya pada tanggal 5 Maret 2003 dengan menyelenggarakan seminar di Jakarta dengan tema “Strengtheing Nation`s Competitiveness Through Mutual Patnership Betwen University and Industry”.

Dalam seminar tersebut, banyak dibahas mengenai pentingnya suatu pusat studi atau pusat kajian yang secara erat melibatkan industri dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

Setelah adanya kesepakatan kedua belah pihak, kata dia, maka pada tanggal 11 Desember 2003 diadakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara IPB dengan Texas A&M University di kampus IPB Darmaga, Bogor.

Menurut dia, tujuan penderian Seafast Center ini adalah untuk pengembangan pangan, gizi dan kesehatan yang dapat memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis sumberdaya manusia (SDM) dan mengembangkan pangan tradisional secara berkelanjutan.

Secara umum, Seafast Center mempunyai misi untuk meningkatkan mutu, gizi dan kemanan pangan melalui ilmu dan teknologi. Kegiatan utama yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan multi disiplin, pengambangan kebijakan (policy development) dan transfer teknologi.

Dikemukakannya bahwa Seafast Center dilengkapi berbagai fasilitas laboratorium, “pilot plan” dan fasilitas modern lainnya. “Seafast Center juga dilengkapi dengan fasilitas `distance education`,” katanya dan menambahkan bahwa dengan fasilitas tersebut memungkinkan mahasiswa IPB melakukan pendidikan jarak jauh dengan Texas A&M University.

Saat ini, kata Purwiyatno Hariyadi, fasilitas dimaksud juga memungkinkan pelaksanaan perkuliahan bagi mahasiswa IPB oleh dosen di Texas A&M University di Texas AS. Sekarang ini, katanya, terdapat 44 mahasiswa S1 dan S2 dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB yang mengambil kuliah melalui model elektronik jarak jauh untuk mata kuliah “Prinsip Kemanan Pangan” yang diberikan oleh Prof Suresh Pillai dari Texas A&M University.

“Jadi dengan teknologi kita bisa mempersingkat jarak waktu,” katanya memberikan alasan tentang sistem yang ada di Seafast Center itu.Selain masalah pendidikan, kata dia, Seafast Center juga berpartisipasi untuk penaggulangan masalah gizi buruk yang menimpa berbagai lapisan masyarakat termasuk mahasiswa IPB yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.

Untuk kegiatan ini, Seafast Center bekerjasama dengan Departemen Ilmu dan Teknolgi Pangan dan Departemen Gizi Masyarakat dan beberapa industri pangan melakukan kegiatan pemberian pangan tambahan. Pemberian pangan tambahan, katanya, dilakukan pada ibu hamil dan mahasiswa IPB. “Karena ibu hamil ini merupakan cikal bakal dari kecerdasan anak yang akan dilahirkan, makanya kita prioritaskan pada ibu hamil,” katanya.

Program pemberian makan tambahan pada ibu hamil ini, menurut dia, diberikan pada 250 ibu hamil di 17 desa pada tiga kecamatan yaitu Leuwiliang, Leuwisadeng, dan Ciampea. Sedangkan pemberian pangan pada mahasiswa diberikan kepada 450 mahasiswa IPB tingkat pertama yang memerlukan. Pemberian pangan tambahan ini dilakukan setiap hari selama enam bulan sejak November 2005, demikian Purwiyatno Hariyadi. (antara/pur/man/ris/zul)