Tetap Sehat Saat Mudik Libur Nataru, Dosen FK IPB University Bagikan Tips Aman

Tetap Sehat Saat Mudik Libur Nataru, Dosen FK IPB University Bagikan Tips Aman

tetap-sehat-saat-mudik-libur-nataru-dosen-fk-ipb-university-bagikan-tips-aman
Ilustrasi mudik (freepik)
Riset dan Kepakaran

Menjelang liburan sekolah dan Natal-Tahun Baru (Nataru), banyak perantau mulai bersiap melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman. 

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Widya Khairunnisa Sarkowi, mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kondisi kesehatan sebelum memulai perjalanan jauh. Hal tersebut ia sampaikan disela-sela kesibukannya mengajar di Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Menurut dr Widya, kesiapan fisik dan mental menjadi faktor penting untuk memastikan perjalanan berlangsung aman. Pastikan tubuh dalam kondisi fit, cukup tidur sebelum berangkat, serta tidak memaksakan diri apabila sedang sakit.

“Selama perjalanan, usahakan makan teratur, minum cukup air, dan lakukan peregangan ringan tiap beberapa jam agar tubuh tidak kaku. Tetap patuhi aturan keselamatan sesuai moda transportasi yang digunakan,” ujarnya. 

dr Widya juga mengingatkan agar pemudik membawa obat-obatan rutin dan memperhatikan efek samping yang mungkin ditimbulkan, seperti rasa kantuk. Perbekalan utama yang sebaiknya dibawa meliputi obat pribadi, obat demam, diare, atau mabuk perjalanan, serta air minum dan camilan sehat. 

“Penggunaan obat untuk mabuk perjalanan perlu diwaspadai karena beberapa jenis dapat menyebabkan kantuk dan berbahaya bagi pengemudi,” pesannya.

dr Widya menjelaskan, kebutuhan barang bawaan dapat berbeda bergantung pada moda transportasi. Untuk perjalanan darat menggunakan mobil atau motor, perlengkapan keselamatan seperti sabuk pengaman, helm, jas hujan, serta pengecekan kondisi kendaraan menjadi hal yang wajib.

Sementara itu, untuk perjalanan  menggunakan kereta, bus, atau pesawat, penumpang disarankan membawa perlengkapan secukupnya mengingat mengingat kondisi ruang yang digunakan bersama banyak orang.

Waktu Ideal
dr Widya menuturkan bahwa idealnya, perjalanan dilakukan saat tubuh sedang berada pada kondisi paling segar, yakni pada pagi hingga siang hari. Perjalanan malam dinilai lebih berisiko karena dapat memicu rasa kantuk dan kelelahan, terutama bagi pengemudi. “Jika harus bepergian malam hari, pastikan cukup istirahat sebelumnya dan lakukan jeda istirahat secara berkala di rest area,” kata dr Widya.

Ia menegaskan bahwa prinsip persiapan pada perjalanan jarak dekat dan jauh sebenarnya sama. Namun tingkat antisipasinya berbeda. Pada perjalanan jarak jauh, risiko kelelahan, keterlambatan, dan keterbatasan akses layanan kesehatan lebih besar sehingga diperlukan persiapan lebih matang. “Semakin lama perjalanan, semakin penting untuk mengantisipasi kebutuhan kesehatan dan kenyamanan,” tutupnya. (dh)