Peduli AMPK, Tim Mahasiswa IPB University Gagas Bright Canvas
Tim mahasiswa IPB University kembali menunjukkan kepedulian sosial, khususnya kepada anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK). Lewat program Bright Canvas, mahasiswa membantu anak-anak tersebut untuk lebih mudah mengekspresikan diri lewat seni.
“Banyak dari mereka kesulitan menyalurkan emosi dan mengekspresikan diri. Kami melihat seni dan pendekatan spasial bisa jadi medium aman untuk berekspresi sekaligus melatih motorik halus,” ujar Rajwa Mutiara Fauziyyah Farni, salah satu perwakilan mahasiswa.
Sasaran program adalah anak-anak dengan latar belakang trauma yang sering terpinggirkan. Tim menggunakan pendekatan Kolb’s Experiential Learning melalui empat fase: pengalaman, refleksi, konsep, dan praktik.
“Jadi, anak-anak bukan sekadar menggambar atau bikin karya, melainkan juga diajak refleksi tentang makna karyanya dan mengenali emosi mereka,” jelas mahasiswa Sekolah Bisnis IPB University ini.
Kegiatan utama Bright Canvas berupa eksplorasi seni berbasis spasial yang dipadukan dengan refleksi diri, seperti menggambar ruang aman, membuat peta emosi, hingga miniatur sederhana. Setiap karya kemudian dibahas bersama mentor untuk menghubungkan ekspresi nonverbal dengan pemahaman verbal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) yang digagas Rajwa bersama empat rekannya. Mereka adalah Atha Nabilah Rosyadi (Statistika dan Sains Data), Bimo Wibisono (Teknik Industri Pertanian), Rafinda Mutiara Putri (Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat), dan Zaidan Putra Alip (Ekonomi Pembangunan), serta dibimbing oleh Hana Indriana SP, MSi, dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University.
Meski demikian, Rajwa mengakui ada tantangan besar dalam penyusunan kurikulum dan tolok ukur kegiatan. “Kami harus membuat kegiatan sederhana, bisa diterima semua usia, tapi tetap berdampak. Anak-anak dengan trauma juga butuh waktu lama untuk percaya, jadi pendekatan personal sangat penting,” katanya.
Untuk keberlanjutan, tim menyiapkan modul berbasis Kolb’s dan seni spasial yang bisa dipakai pendamping panti. Mereka juga berupaya memperluas dampak lewat kolaborasi pentahelix dengan pemerintah, media, akademisi, komunitas, dan bisnis.
“Harapan kami sederhana, semoga setiap anak merasakan perubahan dari gerakan kecil Bright Canvas. Untuk kami, semoga ini jadi proses belajar dan awal kontribusi lebih luas di bidang sosial dan pengembangan masyarakat,” tutup Rajwa. (Fj)

