Green Fashion Sawit (GREEN FAST) IPB: Kreasi Fashion Berbahan Limbah Tandan Kelapa Sawit

Green Fashion Sawit (GREEN FAST) IPB: Kreasi Fashion Berbahan Limbah Tandan Kelapa Sawit

Green Fast IPB

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Green Fashion Sawit (GREEN FAST) IPB: Kreasi Fashion Berbahan Limbah Tandan Kelapa Sawit

Innovator: Dr Siti Nikmatin

Kegunaan:

Dapat digunakan sebagai bahan baku industri fashion seperti kain, baju, tas, sepatu, topi dan lain-lain. Selain itu inovasi ini juga dapat mengurangi angka impor kapas di Indonesia dan sebagai alternatif sumber bahan lain yang dapat digunakan untuk fashion.

Keunggulan:

  1. Memiliki nilai tambah dan berdaya saing tinggi dalam bidang ekonomi
  2. Dibuat dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai alternatif sumber bahan lokal
  3. Meningkatkan percepatan terhadap bahan baku organik lokal non kapas yaitu bio massa sawit pada produk fashion
  4. Bahan baku fashion dengan metode retting – drying – miliing tanpa menggunkan bahan kimia
  5. Sudah melalui standar pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu pengujian pada sifat mekanik, optik dan kelunturan.
  6. Produk limbah kelapa sawit selalu ada dan berkelanjutan, sehingga cocok digunakan dalam industri fashion
  7. Mengurangi limbah pabrik kelapa sawit

Deskripsi

Limbah TKKS merupakan salah satu limbah padat hasil samping dari proses produksi minyak kelapa sawit. Selama ini, limbah TKKS dikumpulkan di area sekitar pabrik, dibakar atau ditebarkan ke area perkebunan sebagai pupuk.

Keberadaan biomassa tandan kelapa sawit sangat melimpah, hampir 23 persen dari produksi Crude Palm Oil (CPO). Hal ini yang mendorong Dr Siti Nikmatin, Dosen Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University untuk melakukan riset pengolahan TKKS menjadi produk bernilai ekonomi.

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr Siti Nikmatin didanai oleh Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS). Agar pemanfaatan produksi limbah TKKS ini dapat maksimal, Dr Siti Nikmatin melakukan pemberdayaan kelompok tani di desa Wirajaya Kabupaten Bogor dan Balai Besar Pulp dan Kertas (BPPK) Bandung.

Selain itu, Dr Siti Nikmatin menjelaskan bahwa potensi limbah TKKS ini dapat digunakan juga untuk kebutuhan lebih luas, yaitu filler biokomposit, co-firing, biobriket, aksesoris building. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu tantangan dalam terus melakukan pengembangan riset dari hulu hingga industrialisasi produk, sehingga keilmuan ini memiliki kemanfaatan untuk masyarakat.