Teguhkan Riset Berdampak, Rektor IPB University Komitmen Naikkan Anggaran Riset Dua Kali Lipat
IPB University menyelenggarakan Pekan Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian 2025 dengan tema “Riset dan Inovasi Berdampak untuk Agromaritim Berkelanjutan”, Selasa (16/12). Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk meneguhkan arah riset IPB University agar tidak hanya berorientasi pada publikasi ilmiah, tetapi mampu menghadirkan solusi nyata bagi tantangan bangsa dan kemanusiaan.
Rektor IPB University, Dr Alim Setiawan Slamet, menegaskan bahwa riset dan inovasi IPB University harus bergerak dari sekadar knowledge creation menuju knowledge impact.
“Di tengah tantangan global seperti krisis pangan, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem, IPB menempatkan diri sebagai universitas agromaritim yang unggul secara akademik sekaligus kuat dalam hilirisasi inovasi dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya saat membuka acara secara daring melalui Zoom Meeting.
Komitmen tersebut, kata Dr Alim, diwujudkan melalui rencana peningkatan anggaran riset internal hingga dua kali lipat pada tahun mendatang. Ia juga mendorong penguatan riset berdampak tinggi melalui program Agromaritim 5.0 dengan klaster unggulan seperti omics, kecerdasan buatan (AI), keberlanjutan, dan ilmu sosial.
Direktur Riset dan Inovasi IPB University, Prof Sugeng Heri Suseno memaparkan capaian riset IPB University sepanjang 2025. Total 969 penelitian memperoleh pendanaan, dengan kontribusi terbesar berasal dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) sebesar Rp95,6 miliar. Sementara itu, tercatat sebanyak 616 judul penelitian yang dipresentasikan dalam Pekan Seminar tahun ini.
“Skema BIMA (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) masih mendominasi pendanaan riset dan menjadi tulang punggung produktivitas publikasi ilmiah IPB University,” paparnya.
Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi, menyampaikan bahwa forum ini merupakan tradisi akademik di IPB University yang telah terjaga sejak akhir 1980-an.
“Forum ini berperan penting dalam membangun budaya riset yang kuat, menjadi sarana monitoring dan evaluasi capaian riset, serta mentransfer budaya riset secara berkelanjutan dari peneliti senior kepada peneliti junior,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, IPB University berharap lahir gagasan besar, kolaborasi baru, serta inovasi yang semakin berdampak bagi pembangunan agromaritim berkelanjutan. (Ez)
