Sulap Jerami Padi Jadi Biopot Bernilai Ekonomi, Lebih Unggul dari Polybag
“Selama ini limbah damen (jerami padi) digunakan untuk pakan sapi, atau dibakar,” ujar salah satu warga Desa Sidorejo, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur kepada tim Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University.
Fenomena tersebut melatarbelakangi tim dosen IPB University untuk mengajarkan masyarakat Desa Sidorejo tata cara pengolahan limbah jerami padi menjadi produk yang lebih bermanfaat, yakni biopot.
Tim yang diketuai Dr Siti Nikmatin ini memperkenalkan metode pembuatan geotekstil, yaitu lembaran material dari serat biomassa yang tersusun acak yang memiliki pori-pori dan sifat tembus air dan cahaya.
“Geotekstil yang dibuat dapat dijadikan berbagai produk turunan, salah satunya adalah biopot. Pembuatan biopot ini diharapkan menjadi salah satu solusi pengolahan limbah jerami padi di lingkungan Desa Sidorejo,” ungkapnya.
Dengan pengolahan ini, lanjut Dr Siti Nikmatin, limbah jerami dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk yang lebih bermanfaat.
Lebih Unggul dari Polybag
Keunggulan biopot dibandingkan polybag atau pot plastik adalah sifat biodegradable, atau dapat terurai dengan alami sebagai pupuk tambahan sehingga tidak perlu repot dalam penggantian media tanam dan polybag plastik.
Selain mengenalkan pembuatan biopot geotekstil, tim juga menyediakan beberapa mesin yang mendukung pembuatan geotekstil, yaitu mesin pengurai jerami, kompresor, mesin penyemprot dan mesin potong.
“Saat ini sedang masa panen padi, dan jerami ini melimpah. Limbah ini biasanya hanya dibakar dan hanya sebagian kecil untuk pakan ternak, sehingga menimbulkan masalah lingkungan. Dengan adanya biopot, masyarakat bisa memanfaatkan limbah jerami padi lebih baik lagi, untuk dijual atau digunakan sendiri,” ujar Dr Siti Nikmatin.
Program ini disambut dengan antusiasme masyarakat. “Kami sangat berterima kasih kepada IPB karena mengajarkan sesuatu yang baru. Dengan pembuatan pot ini kami bisa menanam tanpa membeli polybag atau pot. Harapan kami kegiatan semacam ini terus dilakukan,” ujar M Islah, Ketua Kelompok Tani Karya Tani Desa Sidorejo. (*/Rz)
