Prof Muhammad Ridla Sebut Terjadi Kehilangan Pakan Sebesar 20 Persen Menyebabkan Kerugian 29 Triliun Rupiah
Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Muhammad Ridla, memaparkan solusi peningkatan kualitas pakan dan produksi ternak berkelanjutan melalui pemanfaatan bioteknologi pakan.
Menurutnya, teknologi berbasis enzim dan mikroba fungsional mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrien dengan memecah komponen kompleks dalam bahan pakan.
“Pendekatan ini meningkatkan proses cerna pakan, pemenuhan nutrisi, serta mendukung pertumbuhan dan kesehatan ternak secara berkelanjutan,” ujarnya.
Prof Ridla menyebut produksi pakan nasional pada 2024 mencapai 18,5 juta ton dengan nilai Rp148 triliun. Di waktu bersamaan, kehilangan pakan sebesar 20 persen menyebabkan kerugian hingga Rp29 triliun. “Peningkatan kecernaan 10 persen melalui bioteknologi dapat menghemat sekitar Rp14,5 triliun,” tambahnya.
Ia menjelaskan, pabrik pakan komersial di Indonesia umumnya telah memanfaatkan enzim dan probiotik untuk meningkatkan kecernaan nutrien, memperbaiki kesehatan saluran pencernaan, serta menurunkan produksi amonia di kandang melalui efisiensi nitrogen.
Namun, sebut dia, pemahaman peternak kecil terhadap bioteknologi pakan dinilai masih terbatas. Banyak peternak rakyat belum memahami penggunaan enzim, probiotik, prebiotik, fermentasi pakan, hingga pengolahan kotoran berbasis bioteknologi.
Prof Ridla mengurai, bioteknologi pakan mencakup penggunaan berbagai enzim, antara lain fitase yang berfungsi mengurangi pencemaran lingkungan. Sebagai contoh, pada ayam broiler, fitase dapat menurunkan kebutuhan fosfor tersedia dari 0,40 persen menjadi 0,21 persen.
“Enzim protease juga berperan meningkatkan efisiensi pencernaan protein, dengan suplementasi satu dosis pada ransum jagung–bungkil kedelai mampu menaikkan kecernaan protein 11 persen dan retensi nitrogen 4 persen,” paparnya.
Sementara itu, enzim karbohidrase meningkatkan energi metabolis 100–250 kkal/kg dan kecernaan protein sekitar 5 persen.
Selain enzim, probiotik bakteri asam laktat turut berperan menjaga kesehatan saluran pencernaan yang menjadi fondasi efisiensi nutrisi. Penggunaannya terbukti memperbaiki histologi usus, meningkatkan konsumsi pakan dan bobot badan, serta menurunkan feed conversion ratio (FCR).
Prof Ridla menambahkan, fermentasi dan perlakuan enzimatik juga efektif menurunkan senyawa antinutrisi dalam bahan pakan, sehingga meningkatkan kualitas ransum secara keseluruhan. (dh)

