Mengawal Rumah Pintar Berkoperasi di Kebalen, Bekasi

Mengawal Rumah Pintar Berkoperasi di Kebalen, Bekasi

mengawal-rumah-pintar-berkoperasi-di-kebalen-bekasi
Pengabdian Masyarakat

Sebagai upaya pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dan ekonomi kreatif, tim dosen IPB University melaksanakan program Dosen Pulang Kampung bertajuk “Branding Bank Sampah dan KWT menuju Rumah Pintar Berkoperasi (Rupiko)”.

Berlangsung di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kota Bekasi, kegiatan diikuti sekitar 50 peserta, melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mutiara 19, Forum Bank Sampah Mutiara Kebalen, perangkat kelurahan, dan karang taruna setempat.

Pada sesi pertama (27/9), kegiatan difokuskan pada pelatihan urban farming dan literasi keuangan. Tim—terdiri dari Dr Yeti Lis Purnamadewi, Prof Didik Suhardjito, Sulasih, SP, MSi, dan Fitria Dewi Raswatie, SP, MSi—melatih peserta dalam pencatatan keuangan sederhana bagi lembaga seperti KWT dan Bank Sampah.

“Proses pencatatan uang keluar dan uang masuk di kelompok harus tertib agar kegiatan ekonomi masyarakat bisa transparan dan akuntabel,” ujar Dr Dahri Tanjung, selaku narasumber kegiatan.

Sementara itu, peserta mendapatkan pembekalan mengenai penyiapan lahan, pemeliharaan tanaman, serta pemanfaatan lahan sempit menggunakan polybag atau sistem hidroponik. 

Sulasih, SP, MSi menambahkan pentingnya kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan lahan sempit untuk menghasilkan produk bernilai tambah. 

“Kami mendorong warga untuk kreatif mengolah hasil pertanian perkotaan agar tidak hanya menghasilkan produk primer, tapi juga olahan yang bisa meningkatkan pendapatan,” ujarnya.

Dr Yeti Lis Purnamadewi dan Yulia Puspadewi Wulandari, SP juga menekankan pentingnya urban farming dalam memperkuat ketahanan pangan keluarga dan menjaga kualitas lingkungan perkotaan.

“Kami berterima kasih kepada IPB dan semua pihak yang terlibat. Pelatihan ini sangat bermanfaat, apalagi wilayah kami sudah masuk kawasan perkotaan yang perlu menjaga keseimbangan lingkungan dan ekonomi masyarakat,” ujar Ketua Forum RW Kelurahan Kebalen mengapresiasi kegiatan ini.

Pada (4/10), kegiatan berlanjut dengan fokus pada strategi branding bagi KWT dan Bank Sampah serta pengenalan konsep Rumah Pintar Berkoperasi (Rupiko). 

Dr Dahri Tanjung menyampaikan bahwa Bank Sampah dan KWT memiliki peran penting dalam membangun ekonomi sirkular di tingkat akar rumput. 

“Melalui kegiatan branding dan rencana pendirian Rupiko, kami ingin mendorong masyarakat Kebalen agar mampu mengelola sampah, meningkatkan nilai tambah produk, sekaligus memperkuat semangat berkoperasi,” ujarnya.

Rupiko sendiri diperkenalkan sebagai wadah edukasi dan inkubasi usaha masyarakat berbasis koperasi, yang akan mengintegrasikan kegiatan pengelolaan sampah, produksi KWT, dan pemasaran digital dalam satu ekosistem kolaboratif. 

“Rupiko dirancang untuk memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengelolaan sumber daya lokal yang ramah lingkungan,” jelas Dr Yeti Lis Purnamadewi.

Dalam sesi pelatihan yang dipandu oleh Fitria Dewi Raswatie, SP, MSi, peserta juga belajar tentang pembuatan media promosi digital dan desain label produk untuk mendukung kegiatan branding. Peserta terlihat antusias dan berharap pendampingan dari IPB dapat berlanjut secara berkelanjutan.

Ketua Forum Bank Sampah Kebalen, Irsan Ramli, menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. “Kami berterima kasih atas dukungan dan ilmu yang diberikan IPB. Semoga bank sampah dan KWT di Kebalen semakin maju dan mampu menjadi contoh bagi RW bahkan kelurahan lain,” katanya. (*/Rz)