Jadi Rektor Termuda IPB University, Dr Alim Setiawan: Keguyuban Jadi Modal Sosial Kita untuk Maju
Majelis Wali Amanat (MWA) IPB University resmi melantik Dr Alim Setiawan sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) Rektor IPB University periode 2023–2028. Pelantikan dipimpin Ketua MWA IPB University, Prof Hardinsyah, di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor (11/12).
Dr Alim Setiawan menggantikan Prof Arif Satria, yang kini mengemban tugas sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dengan usia 43 tahun, Dr Alim menjadi rektor termuda dalam sejarah IPB University.
Dr Alim Setiawan lahir di Demak, 27 Februari 1982. Ia memulai karier akademiknya sebagai dosen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dengan keahlian pada manajemen strategis, riset operasional, manajemen rantai pasok, dan pemasaran agrikultur.
Pendidikan sarjana dan magister ia tempuh di Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB University. Ia kemudian meraih gelar doktor di bidang Agribusiness and Agricultural Economics dari United Graduate School of Agricultural Sciences, Ehime University, Jepang.
Dalam perjalanan kariernya, Dr Alim pernah menjabat Asisten Rektor (2007–2013), Kepala Kantor Sekretariat Rektor (2013–2014), Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier (2018–2023), dan Wakil Rektor bidang Resiliensi Sumberdaya dan Infrastruktur (2023–2025).
Dalam sambutannya, Dr Alim Setiawan menyampaikan tekad untuk melanjutkan fondasi yang telah dibangun para rektor sebelumnya. Ia menyebut bahwa kepemimpinan harus berorientasi pada masa depan, memberi ruang tumbuh bagi seluruh sivitas akademika, dan mendorong lompatan inovasi.
“Tumbuh di keluarga guru dan petani membuat saya memahami bahwa menanam ilmu adalah investasi masa depan. IPB memasuki babak baru menuju technopreneurial university dalam bingkai Agromaritim 5.0,” ujarnya.
Dr Alim menegaskan pentingnya penguatan kurikulum berbasis link and match, pembentukan future skills bagi pemimpin perubahan, serta menciptakan ruang terbaik bagi mahasiswa dan dosen untuk berkembang. “Keguyuban dan kekompakan adalah modal sosial kita untuk melompat lebih tinggi,” katanya.
Dengan pelantikan ini, IPB University memulai fase baru kepemimpinan yang diharapkan mampu mendorong transformasi institusi menuju kampus berkelas dunia berbasis inovasi, keberlanjutan, dan ketangguhan.
Dalam sambutannya, Prof Hardinsyah menyampaikan selamat kepada rektor baru dan meminta Dr Alim. Ia menegaskan bahwa pergantian kepemimpinan ini merupakan bagian dari penyempurnaan tata kelola IPB University.
“Momen ini bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi langkah penyempurnaan tata kelola menuju IPB 2045,” ujarnya.
Prof Hardinsyah menekankan pentingnya penguatan reputasi, inovasi, dan kesiapan menghadapi dinamika perubahan. Ia menyebut bahwa IPB University harus terus beradaptasi, termasuk melalui revisi Rencana Strategis (Renstra) 2045.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Arif Satria, menyampaikan sejumlah pesan untuk kepemimpinan yang akan diemban Dr Alim selanjutnya.
“Kita memiliki mimpi besar agar IPB menjadi pemimpin global south leadership berbasis innopreneurship. Strategi ini adalah perjalanan panjang, dan harus diwujudkan dengan kerja kolektif,” ujarnya.
Prof Arif juga ikut menyoroti pentingnya revisi Renstra 2045, penguatan reputasi IPB, serta pengelolaan ekosistem sains dan teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi dan perluasan kerja sama internasional. (dh)

