IPB University dan Ghent University Belgia Perkuat Kemandirian Pembudi Daya Ikan Patin di Jambi
IPB University dan Ghent University Belgia berkolaborasi melaksanakan kegiatan penguatan kapasitas pembudi daya ikan patin di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi.
Program ini dilakukan melalui skema VLIRUOS Short Initiative (SI). Tim menggali capaian lapangan, kendala teknis, serta peluang inovasi pada implementasi pakan mandiri dalam budi daya ikan patin.
Ketua tim peneliti, Prof Julie Ekasari mengatakan, program ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian pakan bagi pembudi daya ikan patin di Jambi sekaligus meningkatkan daya saing komoditas patin Indonesia di pasar nasional dan internasional melalui pendekatan inovasi berkelanjutan.
Hasil dari focus group discussion (FGD) menunjukkan bahwa pembuatan pakan mandiri berbasis bahan baku lokal, seperti ikan asin, bungkil kopra, dan poles, dinilai lebih efisien secara biaya, yaitu berkisar Rp6.000–7.000/kg dibanding pakan komersial yang mencapai Rp10.000–15.000/kg.
Namun, Prof Julie menuturkan bahwa tantangan masih ditemui terutama terkait kestabilan pasokan bahan baku, keterbatasan alat pencampur dan pengering, serta pengetahuan formulasi yang masih berbeda antar pembudi daya.
Selain itu, tim juga mengulas aspek teknis budi daya, termasuk dampak pakan mandiri terhadap kualitas air, tingkat konsumsi pakan dan feed conversion ratio (FCR), hingga estimasi produksi dan waktu panen.
“Walau pakan mandiri memperpanjang durasi pemeliharaan dan meningkatkan risiko penurunan kualitas air. Banyak pembudi daya tetap memilihnya karena menghasilkan margin keuntungan yang lebih besar, terutama saat dikombinasikan dengan pakan komersial pada fase awal pertumbuhan,” ungkap Prof Julie.
Melalui kegiatan ini, pembudi daya juga menyampaikan kebutuhan prioritas seperti pelatihan lanjutan mengenai formulasi pakan, prosedur produksi pakan mandiri, penyediaan mesin pencampur dan pengering, fasilitas penyimpanan bahan baku, pendampingan kesehatan ikan, serta dukungan bibit unggul.
“Rencananya, tim juga akan menyusun SOP (standar operasional prosedur) berbasis hasil FGD, pelatihan teknis lanjutan terkait pembuatan pakan mandiri, serta pengembangan model kolaborasi berbasis kelompok pembudi daya,” kata dia.
Kegiatan FGD dihadiri oleh akademisi, pembudi daya ikan patin, perangkat daerah, serta para pemangku kepentingan sektor perikanan budi daya. Acara dibuka oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Jambi; Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Batanghari; dan promotor Ghent University, Prof Annelies Declercq. Diskusi panel turut menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, dinas perikanan, serta pelaku usaha pakan mandiri dan pembudi daya ikan patin. (*/Rz)
