Bakti ke Kampung Halaman, Kenalkan Inovasi FONi untuk Pangan Mandiri
Sebagai putra asli Tasikmalaya, Prof Budi Indra Setiawan pulang kampung untuk mengabdi kepada tanah kelahirannya. Melalui program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam), ia dan tim (Prof Chusnul Arif, Dr Soni Trison, dan Ir Ade Hilman Juhaeni, MP, SP) memperkenalkan teknologi FONi kepada masyarakat Kota Tasikmalaya, (28/11).
FONi atau Fertigator Otomatis Nirdaya (FONi), merupakan sistem irigasi dan pemupukan otomatis tanpa listrik. Inovasi ini menghadirkan teknologi tanam sederhana yang bisa diterapkan di pekarangan rumah.
Prof Budi menjelaskan, FONi memungkinkan budi daya hortikultura tanpa olah tanah, tanpa penyiraman manual, dan tanpa listrik. Sistem ini bekerja otomatis mengatur air dan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.
“Kalau ini berhasil dan meluas, ibu-ibu tidak perlu lagi membeli sayuran. FONi bisa diterapkan di lahan seadanya, tanpa harus punya keahlian bertani. Bertani itu tidak kotor, tapi menyenangkan,” ujarnya.
Saat ini, FONi telah diterapkan di lebih dari 20 titik di Indonesia dan hingga Sabah, Malaysia. Sistem ini memanfaatkan komponen lokal, mudah dirakit, mudah dipindahkan, serta memiliki efisiensi mendekati 100 persen karena air dan nutrisi langsung diserap tanaman.
Guru Besar Teknik Irigasi IPB University, Prof Chusnul Arif, menambahkan bahwa FONi bekerja tanpa listrik menggunakan klep pengatur tinggi muka air. “FONi mampu memenuhi kebutuhan air tanaman secara akurat tanpa pengawasan intensif,” jelasnya.
Penerapan FONi telah digunakan mulai dari pembibitan kehutanan di Riau, hortikultura di Tasikmalaya, hingga hidroponik di Balai Teknik Irigasi Bekasi. Adaptasi sistem ini bahkan berkembang menjadi HidroFONi, solusi hidroponik tanpa listrik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya, Hj Elly Suminar, menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti inovasi ini.
“Kami akan melibatkan kader Posyandu di 10 kecamatan. Tahun 2026, FONi akan kami integrasikan dalam program pemenuhan gizi berbasis hortikultura,” ujarnya.
Prof Budi menegaskan bahwa keberhasilan teknologi bukan pada instalasi, melainkan pada kemandirian masyarakat. “Teknologi ini dirancang agar siapa pun bisa menggunakannya. Bahkan ibu-ibu di lapas pun bisa,” tuturnya.
Melalui FONi, IPB University menegaskan perannya menghadirkan inovasi pertanian yang sederhana, inklusif, dan berdampak langsung, sekaligus mendorong kemandirian pangan dari pekarangan rumah. (*/Rz)
