Sinergi IPB University dan UNDP Perkuat Aksi Iklim Berbasis Ekosistem di Wakatobi

Sinergi IPB University dan UNDP Perkuat Aksi Iklim Berbasis Ekosistem di Wakatobi

sinergi-ipb-university-dan-undp-perkuat-aksi-iklim-berbasis-ekosistem-di-wakatobi
Berita

Konsorsium Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) dan Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia and the Pacific (CCROM-SEAP) IPB University menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) program Kampung Iklim (ProKlim).

Kegiatan yang didukung United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia ini digelar dalam rangka penyusunan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim berbasis ekosistem, bentang alam, kesetaraan gender, dan inklusi sosial di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Pelatihan bertajuk “Second Training in Formulation of Ecosystem and Landscape-based Adaptation Plan including Baseline and Target Setting” ini bertujuan meningkatkan kapasitas Tim Kerja Terpadu Adaptasi Perubahan Iklim Kabupaten Wakatobi, khususnya dalam pengetahuan mengenai metode, teknis, dan strategi perumusan rencana aksi adaptasi daerah.

“Output program ini juga diharapkan dapat menghasilkan identifikasi dan pemetaan potensi bahaya, kerentanan, risiko, serta indikasi dampak perubahan iklim berdasarkan data lapangan yang akurat, guna mendukung perumusan rencana aksi adaptasi di Kabupaten Wakatobi,” tutur Kepala PKSPL IPB University, Prof Yonvitner.

Haryanti Sunatra, National Project Coordinator for Direct Project UNDP Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya menghadapi tantangan perubahan iklim. 

“Melalui kerja sama erat dengan Kementerian Lingkungan Hidup, serta dukungan dari Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan IPB, kami berupaya meningkatkan metodologi kajian dan memperkuat sistem SIDIK (Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan), serta mengembangkan rencana adaptasi perubahan iklim yang dapat diimplementasikan baik di tingkat nasional maupun daerah,” tuturnya.

Dalam proses ini, UNDP juga menekankan pentingnya integrasi prinsip kesetaraan gender dan memastikan partisipasi aktif kelompok rentan, agar manfaat dari rencana adaptasi benar-benar dirasakan hingga ke level tapak. Oleh karena itu, bersama mitra pemerintah, pihaknya merencanakan pelaksanaan pilot project di Wakatobi, yang diharapkan menjadi contoh praktik baik dalam penerapan rencana adaptasi berbasis ekosistem dan bentang alam.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mampu mewujudkan rencana aksi adaptasi perubahan iklim yang inklusif, berbasis data, serta berorientasi pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Arief Fibriyanto, SSos, MSi, perwakilan Kementerian Dalam Negeri juga menekankan pentingnya penguatan tata kelola dan kelembagaan. Arief juga menyoroti perlunya penyelarasan perencanaan pusat dan daerah dengan memperhatikan kewenangan masing-masing. Hal ini, sebutnya, supaya data, target, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan rencana pembangunan yang disusun oleh pemerintah daerah dapat diimplementasikan secara efektif.

Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi, Nadar, SIP, MSi yang mewakili Bupati, menegaskan bahwa secara ekoregion, Wakatobi merupakan pusat dari Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang Dunia yang dikenal sebagai “Amazon of the Seas”

Ia melanjutkan, Wakatobi juga dilintasi Arus Lintas Indonesia (Arlindo) yang berperan penting dalam distribusi larva biota laut, menjadikannya lokasi pemijahan utama dengan kelimpahan larva yang tinggi. 

“Dengan takdir alam tersebut, Wakatobi memiliki posisi strategis sebagai salah satu kawasan laut paling penting di dunia, berkontribusi bagi konservasi global sekaligus ketahanan pangan laut,” tandasnya. (*/Rz)