Padukan CBT dan Ikigai, Tim PKM IPB University Bantu Remaja Panti Asuhan Temukan Tujuan Hidup
Lima mahasiswa IPB University tengah menjalankan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) di Panti Asuhan Bukit Karmel yang terletak di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Program dengan judul WonderSee ini bertujuan untuk menguatkan self-esteem bagi para remaja di panti tersebut. Uniknya, tim mahasiswa menggunakan dua pendekatan, yakni CBT (cognitive behavioral therapy) dan Ikigai method.
“Rendahnya self-esteem dan kurang terarahnya remaja panti dalam menemukan tujuan hidup menjadi latar belakang kami menggabungkan metode CBT dan Ikigai method,” jelas ketua tim, Ryensella Agustine.
“Beberapa anak di sini memang ditinggalkan orang tua, bahkan ada yang sedari bayi. Banyak dari mereka belum mengenal siapa orang tua mereka. Tak jarang mereka menanyakan keberadaan orang tua mereka,” ungkap Femi, ibu pengasuh panti asuhan.
Berangkat dari permasalahan inilah, Ryensella dan keempat rekannya menginisiasi program WonderSee.
CBT merupakan terapi psikologis yang berfokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Metode ini dapat membantu individu mengenali dan mengubah pola pikir yang tidak rasional.
Sementara ikigai yang berasal dari filosofi budaya Jepang. Metode ini terdiri dari empat elemen utama, yakni passion, vocation, mission, dan profession. Keempat elemen ini, sebut Ryensella, dapat saling melengkapi dan diterapkan pada remaja panti asuhan yang masih sulit menemukan tujuan hidupnya.
“Semoga dengan cara ini para remaja Panti Asuhan Bukit Karmel dapat menemukan tujuan hidup yang sesuai dengan passion mereka serta mendapatkan kualitas hidup yang baik dari program ini,” harapnya.
Rangkaian program berfokus pada kelompok kecil dan kegiatan interaktif untuk menarik minat remaja Panti Asuhan Bukit Karmel. Selain itu, tim juga memberikan materi-materi pembelajaran yang berkaitan dengan keempat elemen ikigai serta peningkatan self-esteem melalui CBT.
“Beberapa kegiatan menarik yang telah kami lakukan antara lain cinematherapy, relaksasi, board game, dan escape room. Berbagai kegiatan ini kami lakukan selama 12 pertemuan dalam 2 bulan,” tuturnya.
Pada setiap pertemuan terdapat sesi pre test dan post test yang digunakan untuk mengukur perubahan remaja panti dari sebelum dan setelah program. Tim menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale yang terdiri dari sepuluh pertanyaan untuk melihat seberapa tinggi bentuk penghargaan diri peserta dan seberapa yakin diri mereka untuk menentukan arah tujuan hidupnya.
“Hingga saat ini telah terlihat terjadinya peningkatan self-esteem dari total keseluruhan remaja Panti Asuhan Bukit Karmel,” ulas Ryensella. (*/Rz)

