Mahasiswa IPB University Buat Masker Antiaging Ramah Lingkungan dari Limbah Pengolahan Susu
Tren perawatan kulit alami kini makin diminati. Di tengah maraknya produk impor, mahasiswa IPB University menghadirkan inovasi masker wajah dari bahan tak biasa: limbah pengolahan susu.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), mereka mengembangkan produk bernama SunWhey: Sheet Mask Berbasis Nata de Whey Tinggi Nano Kolagen dan Antioksidan sebagai Antiaging.
Tim ini digawangi oleh Riandri Pasccal Saputra (Teknologi Hasil Ternak) bersama Ahmad Andra Ramawan dan Arya Wijaya (Agribisnis), Yuni Rahmah Armeliyah (Fisika), serta Kadisha Azka Fajriani (Kimia), di bawah bimbingan Prof Irma Isnafia Arief.
Menurut Riandri, ide SunWhey lahir dari keprihatinan terhadap banyaknya limbah pangan bernilai tinggi yang belum termanfaatkan optimal.
“Kami melihat banyak limbah sampingan yang sebenarnya kaya manfaat — seperti whey dari pengolahan susu, ceker ayam yang kaya kolagen, dan ampas kopi yang tinggi antioksidan. Semua bahan ini kami kombinasikan menjadi masker alami antiaging,” ujarnya.
Produk SunWhey memadukan nata de whey hasil fermentasi whey oleh bakteri Acetobacter xylinum sebagai bahan dasar masker, nano kolagen dari ceker ayam broiler yang mudah diserap kulit, serta ekstrak ampas kopi robusta yang tinggi polifenol dan kafein. Kombinasi ini berfungsi menjaga elastisitas kulit, mengurangi radikal bebas, dan mencegah penuaan dini.
“Nata de whey mengandung serat selulosa bakteri yang bersifat lembut, lentur, transparan, dan biodegradable. Selain sebagai gel alami, kandungan protein whey dan mineralnya juga memberi efek melembapkan serta membantu penyerapan kolagen ke kulit,” jelas Riandri.
Uji mutu menunjukkan masker SunWhey memiliki aktivitas antioksidan tinggi, layak dikembangkan secara komersial, dan dijual dengan harga terjangkau, yakni Rp30.000 per 72 gram. Dari sisi bisnis, tim menilai produk ini potensial karena memanfaatkan limbah pangan dan bersifat ramah lingkungan.
Lebih dari sekadar kosmetik, inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa IPB University menerapkan sains untuk menghasilkan solusi berkelanjutan yang bernilai ekonomi sekaligus ramah lingkungan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi bisa lahir dari bahan yang sering dianggap limbah,” tutup Riandri. (dh)

