Kampus Rindang, IPB University Perkuat Manajemen Risiko Pohon Tumbang di Area Kampus

Kampus Rindang, IPB University Perkuat Manajemen Risiko Pohon Tumbang di Area Kampus

kampus-rindang-ipb-university-perkuat-manajemen-risiko-pohon-tumbang-di-area-kampus
Berita / Riset dan Kepakaran

Pohon-pohon rindang menjadi ciri khas sekaligus kebanggaan IPB University. Namun, keberadaan ribuan pohon di kawasan kampus yang luas juga menghadirkan potensi risiko, terutama saat musim hujan dan angin kencang. 

Untuk itu, IPB University melalui Kantor Manajemen Risiko (KMR) bersama Direktorat Umum dan Infrastruktur (DUI) serta pakar pohon dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) terus memperkuat sistem pencegahan dan penanganan risiko pohon tumbang.

Kepala Kantor Manajemen Risiko IPB University, Dr Budi Purwanto, menjelaskan, pengelolaan risiko pohon tumbang di IPB University mengikuti kerangka Three Lines Model. KMR sebagai fasilitator manajemen risiko, DUI sebagai operator teknis, dan Fahutan sebagai penyedia keahlian profesional. Keterlibatan dekanat juga sangat ditekankan agar pengelolaan wilayah lebih cepat, kontekstual, dan efektif.

“Langkahnya meliputi pemangkasan rutin, pemantauan kesehatan pohon, hingga penanganan darurat bila ditemukan kondisi berbahaya. Setiap kejadian pohon tumbang juga selalu dievaluasi untuk memperbaiki sistem yang ada,” ujarnya.

Sebagai dasar pelaksanaan, IPB University telah menetapkan pedoman khusus melalui Keputusan Rektor tentang Komitmen Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta menerbitkan Pedoman SMK3 dan Lingkungan (SMK3L) tahun 2020.

“Pedoman ini menjadi acuan untuk inspeksi berkala, pelaporan potensi bahaya, hingga standar operasional prosedur (SOP) tanggap darurat,” terang Budi.

Proses identifikasi pohon berisiko tumbang dilakukan dengan inspeksi visual. Tim memeriksa kondisi akar, batang, cabang, kemiringan, hingga adanya kerusakan akibat hama atau penyakit. 

Meski demikian, Budi mengakui pengelolaan risiko di kampus seluas ratusan hektare dengan ribuan pohon bukan hal mudah. “Tidak mungkin risiko dieliminasi sepenuhnya karena pohon adalah makhluk hidup yang terus tumbuh dan berubah. Tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara kelestarian lingkungan dengan keselamatan sivitas akademika,” jelasnya.

Peran sivitas akademika juga dinilai penting. Mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dapat melaporkan temuan pohon berisiko tumbang melalui kanal resmi Help Center IPB. “Partisipasi ini menjadi bagian dari budaya sadar risiko (risk culture) yang terus kita bangun di kampus,” tutur Budi.

Budi juga membagikan pengalaman dalam penanganan cepat kasus pohon tumbang di jalan utama kampus. “Begitu laporan masuk, tim DUI langsung bergerak untuk mengevakuasi dan menormalisasi akses tanpa harus menunggu pihak lain. Fahutan memberi masukan teknis terkait kesehatan pohon, pemangkasan, atau mitigasi jangka panjang. KMR memastikan aspek manajemen risikonya terkontrol,” katanya.

Dengan kolaborasi lintas unit, regulasi yang jelas, serta partisipasi sivitas akademika, IPB University berkomitmen membangun budaya sadar risiko sekaligus menjaga lingkungan hijau kampus tetap aman dan lestari. (Fj)