IPB University Lepas 285 Pengembara dalam Program Ekspedisi Patriot
IPB University bekerja sama dengan Kementerian Transmigrasi (Kementrans) secara resmi melepas Tim Ekspedisi Patriot 2025 yang akan bertugas melakukan kajian strategis di kawasan transmigrasi. Kegiatan pelepasan dilaksanakan secara simbolis di Auditorium Andi Hakim Nasution (AHN), Kampus IPB Dramaga, Jumat (22/8).
Ekspedisi ini melibatkan 285 pengembara, terdiri atas 135 mahasiswa dan 93 alumni IPB University yang terbagi dalam 57 tim. Selama empat bulan, para pengembara akan diterjunkan di 21 provinsi, 34 kabupaten, dan 36 lokus transmigrasi di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi, Dr Velix Vernando Wanggai, menyampaikan bahwa program ini bukan hanya misi teknokratik, melainkan juga misi spiritual dan nilai leluhur bangsa.
“Transmigrasi adalah perjalanan hijrah, perjalanan membangun peradaban baru bangsa. Para pengembara ini adalah ‘muhajirin modern’, dan masyarakat di daerah menjadi ‘ansar-ansar’ yang akan menyambut mereka. Ini adalah tugas sejarah, tugas profetik, dan tugas leluhur,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kementrans yang dibentuk kembali oleh Presiden Prabowo memiliki mandat besar untuk mendukung ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi inklusif, serta pembangunan kawasan dari Aceh hingga Papua.
Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama, dan Alumni, Prof Iskandar Z Siregar menyebut Ekspedisi Patriot sebagai inisiatif luar biasa.
“Tim ini melibatkan akademisi, mahasiswa, peneliti, dan praktisi multidisiplin. Mereka akan mengidentifikasi potensi sosial budaya, ekonomi, lingkungan, kelembagaan, infrastruktur, serta peluang investasi di kawasan transmigrasi. Hasilnya berupa lima kelompok output kajian strategis yang akan mendukung pembangunan transmigrasi nasional,” jelasnya.
Ia mengharapkan, “Semoga Tim Ekspedisi Patriot IPB University dapat membawa nama baik kampus dengan memberikan kontribusi riset dan pengabdian yang relevan, aplikatif, serta berdampak bagi pembangunan bangsa, khususnya di kawasan transmigrasi.”
Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, Dr Hadian Purwangsa, melaporkan bahwa tim pengembara telah dipersiapkan secara matang. Para pengembara menggunakan metodologi Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengidentifikasi unggulan lokal di tiap daerah.
“Kekuatan program ini adalah adanya empat orang pengembara di setiap lokasi selama empat bulan penuh. Dengan dukungan tim dapur, para ahli bisa fokus pada substansi sehingga hasil kajian akan lebih kuat dan berdampak,” ungkapnya.
Dr Hadian, menambahkan bahwa IPB University mengembangkan empat model pengabdian masyarakat dalam ekspedisi ini, yaitu Abdimas Berdaya, Abdimas 4.0, Abdimas Nusantara, dan Abdimas Kolaboratif. Keempatnya diarahkan untuk memperkuat transformasi desa, ketahanan pangan, dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Program kerja sama IPB University dan Kementrans ini juga bagian dari Milestone IPB University 2021–2028, khususnya tahap Global Engagement (2026), yang menargetkan jejaring kerja sama kuat, berkelanjutan, dan berdaya global.
“Harapannya, Tim Ekspedisi Patriot IPB University dapat membawa nama baik kampus dengan kontribusi riset dan pengabdian yang aplikatif serta berdampak nyata bagi pembangunan bangsa, khususnya di kawasan transmigrasi,” tutupnya. (AS)
