Arsitektur Lanskap IPB University Kenalkan ‘Garden Tower’ ke Masyarakat Kotabaru Kalsel
Sebagai bagian dari komitmen Kampus Berdampak, IPB University terus menghadirkan inovasi yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Kali ini, dosen IPB University di Departemen Arsitektur Lanskap mengadakan pengabdian masyarakat dengan mengenalkan konsep ‘Garden Tower’ di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Program garden tower ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat di Kotabaru. Kegiatan ini ditujukan bagi SMKN 1 Kotabaru, SLB Kotabaru, dan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II-A Kotabaru, bekerja sama dengan PT Arutmin.
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB University, Dr Akhmad Arifin Hadi menjelaskan, garden tower adalah teknologi konvensional untuk budi daya sayuran dalam media tanam vertikal. Media tersebut berupa kantong terpal dengan lebar 50 cm dan tinggi 100 cm, paralon dua inci sebagai saluran irigasi, serta arang sekam, pupuk organik, dan tanah humus dengan perbandingan 3:3:1.
“Teknologi ini telah menjadi salah satu program pengabdian masyarakat dari Departemen Arsitektur Lanskap IPB University yang telah menyebar lebih dari 400 unit garden tower ke desa-desa lingkar kampus. Pada kesempatan ini, garden tower pertama kali dilaksanakan di luar kabupaten/kotamadya Bogor,” ungkapnya.
Selama dalam masa tanam tersebut, sebut Dr Akhmad, perwakilan dari sekolah/lapas akan menunjukkan perkembangan sayuran per dua minggu sekali.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Bidang Dinas Lingkungan Hidup, Kepala SMKN 1 Kotabaru, Kepala SLB kotabaru, Kepala Lapas, Sekretaris Desa Tirawan, serta para guru dan murid.
Selain mengenalkan garden tower ke masyarakat, program Kampus Berdampak di Kotabaru juga dilakukan Evelyn Tissa, mahasiswa IPB University yang tengah menjalani magang di PT Arutmin. Evelyn mendesain salah satu lokasi pujasera kampung nelayan di Kotabaru.
“Pada kesempatan ini, kami juga menyupervisi kegiatan magang mahasiswa. Kegiatan magang mahasiswa ini berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat nelayan di kampung nelayan Kotabaru,” ujar Dr Akhmad. (*/Rz)
