TNC IPB University Luncurkan Komunitas Teman Nelayan Indonesia

Tani dan Nelayan Center (TNC) IPB University mencetuskan Komunitas Teman Nelayan Indonesia. Komunitas ini dibentuk untuk menciptakan ruang dialog, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta memperkuat jejaring antarnelayan dengan akademisi, pemerintah pusat dan daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perusahaan/industri, dan lainnya.
Komunitas Teman Nelayan Indonesia merupakan wadah inklusif yang menghimpun beragam elemen penting dalam sektor perikanan nasional. Komunitas ini terdiri dari para nelayan dari berbagai daerah di Indonesia, akademisi dari berbagai institusi, organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha swasta di bidang perikanan, pemerintah daerah, serta komunitas-komunitas lokal yang tersebar di seluruh nusantara.
Inisiator Komunitas Teman Nelayan Indonesia, Dr Roza Yusfiandayani, yang juga Wakil Kepala TNC IPB University, menyampaikan, awal mula pembentukan Teman Nelayan Indonesia dimulai pada 17 Januari 2025 dalam pertemuan nelayan dan beragam elemen dari seluruh penjuru negeri secara virtual.
Pada pertemuan itu, hadir perwakilan nelayan dari Aceh hingga Maluku, bersama pemerintah daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan. Turut serta pelaku usaha perikanan swasta, Himpunan Nelayan Indonesia, akademisi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia.
“Komunitas ini tumbuh dari semangat gotong royong dan kepedulian bersama. Menjadi wadah bagi suara-suara nelayan untuk saling terhubung, belajar, dan berkontribusi dalam mewujudkan sektor perikanan dan kelautan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Komunitas Teman Nelayan Indonesia kemudian diluncurkan saat berlangsungnya Webinar Tani dan Nelayan Center (TNC) Talks 10 bertajuk “Kesejahteraan Nelayan melalui Kebijakan Tepat Guna dan Sumberdaya Laut yang Berkelanjutan”, belum lama ini.
Dr Roza menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya forum yang mempertemukan antara nelayan dan berbagai pihak dari sektor perikanan dan kelautan ini.
Menurutnya, forum ini menjadi momentum penting bagi nelayan untuk dapat saling terhubung dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Selama ini, para nelayan kerap kurang mendapatkan perhatian dan termarjinalkan.
Melalui forum ini, mereka dapat terhubung dengan akademisi, pemerintah (pusat dan daerah), pelaku usaha, LSM, media, serta komunitas lainnya dalam mewujudkan sektor perikanan dan kelautan yang berkelanjutan.
“Misi kami untuk menciptakan ruang temu untuk berdialog dan menyuarakan aspirasi sekaligus mempererat hubungan antarnelayan dengan akademisi, pemerintah pusat dan daerah, kementerian, LSM, media massa, dan komunitas lainnya untuk mendukung keberlanjutan sektor perikanan dan kelautan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” pungkas Dr Yoza. (*/Rz)