Kuliah Tamu Fakultas Kedokteran IPB University, Jamu: Solusi Ilmiah Berbasis Kearifan Lokal

Fakultas Kedokteran IPB University menggelar kuliah tamu bertema “Peran Jamu dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Indonesia: Bukti Empiris dan Ilmiah” dengan menghadirkan Direktur PT Sido Muncul, Dr (HC) Irwan Hidayat, sebagai narasumber utama (19/5).
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Kedokteran IPB University, Dr dr Ivan Rizal Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, SpOG, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri dalam memajukan pengobatan berbasis herbal di Indonesia.
Dalam sambutannya, Dr Ivan menekankan bahwa mahasiswa kedokteran perlu memahami konteks sosial dan budaya masyarakat, termasuk potensi besar tanaman obat sebagai bagian dari terapi komplementer yang berbasis bukti.
Ia menyebut bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih bergantung pada pengobatan tradisional, sehingga pendekatan ilmiah terhadap jamu menjadi semakin relevan.
“Kita membutuhkan dokter-dokter yang memiliki empati dan wawasan terhadap kearifan lokal. Herbal bukan sekadar alternatif, tetapi harus dipahami secara ilmiah agar bisa dimanfaatkan secara optimal dalam layanan kesehatan,” ujar Dr Ivan.
Ia juga menyampaikan bahwa IPB University aktif melakukan riset herbal dan membuka kolaborasi dengan industri, termasuk PT Sido Muncul, untuk pengembangan produk berbasis tanaman obat.
Sementara itu, dalam sesi kuliah tamu, Dr (HC) Irwan Hidayat membagikan pengalaman panjangnya dalam membangun dan mengembangkan industri jamu berbasis penelitian, khususnya melalui produk unggulan “Tolak Angin”.
Ia menyampaikan bahwa keberhasilan Sido Muncul tidak lepas dari upaya menyandingkan warisan jamu tradisional dengan standar farmasi modern.
“Saya mulai bekerja di Sido Muncul sejak tahun 1969 tanpa latar belakang pendidikan formal di bidang kesehatan. Namun saya berpikir, kenapa jamu tidak bisa mengikuti jejak dunia farmasi? Dari situlah semua bermula,” ujar Irwan.
Langkah awal yang dilakukan adalah memilih produk unggulan dengan potensi pasar besar. Ia memilih “masuk angin” sebagai gejala yang familiar di masyarakat dan mengembangkan Tolak Angin sebagai produk utama. Untuk meningkatkan kredibilitasnya, Irwan memutuskan untuk melakukan serangkaian uji ilmiah terhadap produk tersebut.
“Kami mulai dengan studi literatur, lalu melakukan uji toksisitas dan uji khasiat bersama fakultas kedokteran dan farmasi. Salah satu hasilnya menunjukkan bahwa Tolak Angin mampu meningkatkan sel T yang berperan dalam sistem imun tubuh,” jelasnya.
Irwan juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan masyarakat dan kalangan medis melalui komunikasi yang efektif. Slogan “Orang Pintar Minum Tolak Angin” bukan sekadar promosi, melainkan bentuk edukasi untuk memenangkan hati dan logika konsumen.
Salah satu pencapaian besar Sido Muncul adalah menjadikan pabrik jamu pertama yang berstandar farmasi dan diresmikan langsung oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2002. “Standardisasi adalah kunci. Kami ingin menunjukkan bahwa jamu bisa bersaing dengan obat modern jika mengikuti prinsip ilmiah,” imbuhnya.
Dari 1.600 pabrik jamu di Indonesia, hanya segelintir yang bertahan. “Kunci kami adalah berbasis ilmiah dan berkolaborasi dengan ilmuwan serta dokter. Masyarakat sekarang menuntut bukti, bukan sekadar mitos,” tandas Irwan.
Dalam sesi diskusi, Irwan juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara industri jamu dan dunia kedokteran. Ia berharap para dokter dapat turut serta dalam riset dan pemanfaatan bahan alami Indonesia yang sangat kaya dan potensial dikembangkan menjadi fitofarmaka.
“Saya telah berbicara di lebih dari 50 fakultas kedokteran. Jika tidak dipercaya, saya tidak akan diundang ke sana. Ini bukti bahwa jamu mulai diterima sebagai bagian dari pengobatan yang rasional,” tegas Irwan.
Ia menutup kuliahnya dengan pesan moral dan filosofi hidup untuk para mahasiswa Fakultas Kedokteran IPB University tentang pentingnya akal budi, yang menurutnya adalah rahasia kesuksesan dan kunci untuk menjadi pribadi yang berguna, baik sebagai dokter maupun pelaku industri.
“Pasien bukan sekadar diagnosa. Tanyakan penyebab sakit, pahami latar belakangnya. Jadilah dokter yang menghargai kehidupan,” ujarnya
Acara kuliah tamu ini tidak hanya memberikan wawasan baru mengenai dunia jamu, tetapi juga membangkitkan semangat peserta untuk mengembangkan kekayaan hayati Indonesia secara ilmiah dan berkelanjutan.