Dedikasi Dr Djuara Diabadikan Lewat Buku, IPB University Siap Jadi Kiblat Komunikasi Pembangunan

Dedikasi Dr Djuara Diabadikan Lewat Buku, IPB University Siap Jadi Kiblat Komunikasi Pembangunan

Dedikasi Prof Djuara Diabadikan Lewat Buku, IPB University Siap Jadi Kiblat Komunikasi Pembangunan
Riset

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University bekerja sama dengan Forum Profesi Komunikasi Pembangunan (Forkapi) mengadakan Temu Ilmiah Nasional Komunikasi Pembangunan.

Kegiatan ini menghadirkan momen penting melalui peluncuran sebuah buku Komunikasi Pembangunan, Menyuarakan Suara yang Tak Didengar.

Ketua panitia, Dr Dwi Retno Hapsari, mengungkapkan buku ini dipersembahkan sebagai wujud legacy akademik yang didedikasikan untuk Dr Djuara P Lubis, akademisi senior di Departemen SKPM IPB University. 

“Dr Djuara dikenal memiliki visi besar dalam pengembangan ilmu komunikasi pembangunan. Ia selalu bermimpi memiliki karya buku yang menjadi rujukan. Buku ini adalah wujud nyata dari mimpi itu,” ungkapnya.

Buku tersebut didedikasikan sebagai bentuk penghargaan atas kiprah Dr Djuara P Lubis, akademisi senior di Departemen SKPM. Selama ini, ia dikenal memiliki visi besar dalam pengembangan ilmu komunikasi pembangunan.

Dr Dwi berharap karya ini menjadi awal IPB University dalam menetapkan diri sebagai kiblat komunikasi pembangunan.

“Kami sepakat bahwa buku ini bukan menjadi titik akhir tapi awal mula IPB University menjadi lebih berjaya. Buku ini mimpi kita semua yang ingin memberikan maupun berkontribusi untuk kemajuan bangsa,” ucapnya.

Dekan Fema IPB University, Prof Sofyan Sjaf, mengatakan perlunya membangun ekosistem akademik yang sehat untuk peradaban bangsa. “Tradisi dialog akademik harus terus dilanjutkan. Dialog yang dituliskan, kemudian didialogkan kembali, akan menjadi kekuatan peradaban bangsa,” ujarnya. 

Prof Sofyan menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara agraris dan maritim yang kuat di desa membutuhkan narasi yang bersumber dari akar rumput.

Menurutnya, banyak persoalan pembangunan di desa yang tidak tersuarakan karena tersumbat oleh hegemoni kekuasaan. 

“Saya ingin menyuarakan suara dari bawah, suara desa yang kerap tak terdengar karena birokrasi dan data yang tak berpihak. Di balik angka-angka statistik, ada politik yang memengaruhi arah kebijakan,” tegasnya.

Prof Sofyan juga mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk mengangkat isu-isu lapangan ke ruang publik.

“Jika kita tidak mampu membangun narasi, ruang dialog akan tersumbat. Kampus harus menjadi pusat lahirnya kebijakan publik yang mencerahkan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Departemen SKPM IPB University, Prof Anna Fatchiya menyebut peluncuran buku ini menjadi bentuk penghargaan atas dedikasi Dr Djuara, sekaligus kontribusi besar terhadap perkembangan keilmuan di bidang komunikasi.

“Pak Djuara adalah tokoh alumni pembangunan yang telah menunjukkan dedikasinya luar biasa, terutama dalam menyuarakan ilmu dan gagasan untuk kemajuan masyarakat,” ungkapnya.

Prof Anna menjelaskan bahwa saat ini komunikasi inovasi telah berkembang ke arah yang lebih luas, seperti komunikasi berkelanjutan, komunikasi risiko, dan komunikasi yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

“Jangan sampai suara rakyat nantinya hanya disampaikan oleh influencer. Akademisi harus hadir mengomunikasikan ide dan masalah sosial yang nyata di Indonesia,” ucapnya. (dr)