IPB Quick Response Hadapi Peningkatan Prevalensi Diabetes Melitus Tipe 2 di Bengkulu

Dalam upaya mengatasi peningkatan prevalensi diabetes melitus tipe 2 (DMT2) di Bengkulu, IPB University mendesain kegiatan bertajuk ‘IPB Quick Response’ yang dirancang khusus untuk menangani isu kesehatan masyarakat ini.
Terkait dengan hal tersebut, Ketua Dewan Guru Besar (DGB) IPB University yang juga merupakan Putri Bengkulu, Prof Evy Damayanthi menginisiasi upaya strategis untuk menekan prevalensi DM Tipe 2. Upaya dimaksud adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para dosen dan mahasiswa di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bengkulu dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Sapta Bakti Bengkulu.
Kegiatan diselenggarakan dalam bentuk Training of Trainers (ToT), bertempat di Gedung Training Center (GTC) Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Topik yang disampaikan mencakup Mengenal diabetes dan hidup sebagai diabetesi; Pemilihan pangan yang aman dan ramah; Strategi edukasi; Perawatan luka; Anjuran aktivitas serta latihan fisik; dan Diet bagi diabetes.
“Seperti telah diketahui, DMT2 merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat di Indonesia. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kualitas hidup individu, tetapi juga menimbulkan beban ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan sistem kesehatan. Pentingnya pencegahan dan manajemen diabetes memerlukan upaya edukasi yang efektif dan berkelanjutan,” ungkap Prof Evy.
Berbagai materi tersebut disiapkan dan disampaikan oleh tim IPB Quick Response yang terdiri dari dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University (Prof Evy Damayanthi, Dr dr Mira Dewi, Dr Zuraidah Nasution, dan Muhammad Aries, MSi) serta tim dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu (Ns Idramsyah, MKep, SpKepMB; Dr Meriwati) dan STIKes Sapta Bakti Bengkulu (Ns Dimas Dewa Darma, STrKep, MTrKep).
“IPB University berkewajiban untuk dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia umumnya dan Bengkulu khususnya. Terlebih saya sendiri sebagai putra daerah Bengkulu. Dengan skema kegiatan IPB Quick Response, diharapkan kegiatan ini berkelanjutan dan berkontribusi membangun masyarakat Bengkulu yang lebih sehat,” ujar Prof Evy.
Lebih jauh, kegiatan ToT ini bukan hanya bersifat insidental. Sebab, tim IPB Quick Response telah mendesain bahwa ToT hanya awal, karena itu kegiatan diiringi juga dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) kerja sama antara IPB University, Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan STIKes Sapta Bakti Bengkulu.
Penandatanganan diwakili masing-masing oleh Ketua DGB IPB University, Prof Evy Damayanthi; Direktur Poltekkes Kemenkes RI Provinsi Bengkulu Eliana, SKM, MPH; dan Ketua STIKes Sapta Bakti Bengkulu, Djusmalinar, SKM, MKes.
MoU ini menjadi dokumen yang akan mewadahi berbagai kegiatan lanjutan dengan tujuan menanggulangi peningkatan prevalensi DMT2 di Bengkulu. Kegiatan lanjutan yang dimaksud dapat berupa penyuluhan dan edukasi tentang pencegahan dan pengelolaan DMT2 langsung pada masyarakat.
Selain itu, akan dilakukan layanan pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat, termasuk tes gula darah dan konsultasi dengan tenaga medis profesional, berbagai penelitian lebih lanjut untuk memahami penyebab peningkatan prevalensi diabetes di Bengkulu dan pengembangan strategi yang lebih baik dalam pencegahan dan penanganannya. (*/Rz)