Pejabat IPB University Belajar Public Speaking dari Shahnaz Haque

Pejabat IPB University Belajar Public Speaking dari Shahnaz Haque

Pejabat IPB University Belajar Public Speaking dari Shahnaz Haque
Berita

Pejabat IPB University yang terdiri dari Direktur, Kepala Kantor, Kepala Biro, Kepala Badan, Wakil Kepala Lembaga, Wakil Dekan, Kepala Unit dan sejumlah Asisten Direktur di lingkungan IPB University mendapat wawasan public speaking dari salah satu selebritas kondang, Shahnaz Haque. Acara berjudul Pelatihan Public Speaking with Shahnaz Haque dilaksanakan di IPB International Convention Center (IICC), Senin (29/4).

Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam sambutannya mengatakan, materi yang disampaikan dalam acara ini merupakan bekal bagi dosen ketika menjadi seorang speaker dari berbagai kalangan. Ia menyampaikan sebuah perumpamaan dengan mengatakan teruslah menggergaji, tapi jangan lupa untuk mengasah.

Lebih lanjut Rektor mengungkap pengalamannya yang harus memahami lebih dulu terkait karakter audiens. Ia pernah dalam suatu acara mendadak harus mengubah materi karena audiens berbeda dari perkiraannya.

“Memahami public speaking berarti memahami audiens. Saya ingin para dosen, inovator IPB University juga bisa melakukan komunikasi efektif supaya efisien. Saya berharap, seluruh peneliti mampu presentasi dalam waktu tiga menit. Karena itu, butuh komunikasi yang efektif,” ucapnya.

Prof Arif juga menyampaikan pentingnya kemampuan komunikasi. Bekal kemampuan tersebut penting agar pesan yang disampaikan dapat ditangkap sama dengan orang lain sebagai penerima pesan.

“Dalam komunikasi ada physiological noise yang berarti ada penyimpangan makna, bisa karena faktor psikologis, seperti sedang sakit, misalnya. Karena psychological noise, prasangka apa yang disampaikan tidak sampai. Atau ada lagi tentang semantik noise, kata yang sama akan tetapi memiliki makna berbeda,” paparnya.

Sementara itu, Shahnaz Haque dalam materinya menyampaikan tentang filosofi daun pintu. “Dorong diri kita masuk ke alam pikiran lawan bicara. Anda harus tahu isi kepalanya. Bisa jadi lawan bicara kita adalah seseorang yang tidak sekolah tinggi akan tetapi memiliki pengalaman luar biasa,” ungkap dia.

“Kelemahan orang pintar, cara komunikasinya selalu menggunakan jargon sulit. Coba kita turunkan standarnya sesuai dengan pendengar, sesuaikan kalimatnya. Caranya bisa pakai analogi, sesuai dengan tindakan dan cara berpikir lawan bicara atau audiens,” imbuh Shahnaz.

Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan bagaimana membuat sebuah penyampaian presentasi atau elevator pitch agar efektif dan efisien tidak lebih dari 10 menit. (dh/Rz)