Kepala HSC IPB University Diundang oleh Nippon Asia Halal Association, Promosikan Halal di Jepang

Nippon Asia Halal Association mengundang Kepala Pusat Kajian Sains Halal atau Halal Science Center (HSC) IPB University, Prof Khaswar Syamsu untuk mempromosikan halal dan sertifikasi halal dalam bentuk seminar di hadapan para pengusaha Jepang, (5/12) di Yaesu-dori Hata Building Tokyo, Jepang.
Prof Khaswar Syamsu menjelaskan makna produk halal serta regulasi dan prosedur untuk memperoleh sertifikat halal dari Indonesia. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah tersedianya manual halal sebagai acuan implementasikan Sistem Jaminan Produk Halal dan tersedianya penyelia halal (halal supervisor).
“Penyelia halal bertanggung jawab untuk merencanakan, mengimplementasikan, mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaan Sistem Jaminan Produk Halal di setiap perusahaan,” jelasnya.
Selain itu, Prof Khaswar Syamsu juga diminta oleh Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Jepang untuk memberikan pencerahan tentang produk halal melalui kajian yang bertajuk ‘Rahasia di Supermarket Jepang: Membedah Kandungan Halal dan Haram’ di Chiba Islamic Cultural Center (7/12). Acara dihadiri oleh mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang ada di Jepang secara luring dan daring.
“Bagi muslim di mana saja berada, mengonsumsi makanan halal merupakan suatu kewajiban agama sekaligus hak asasi manusia yang harus dihormati. Produk halal tidak hanya memenuhi aspek spiritual tetapi juga aspek keamanan pangan, kebersihan, kualitas yang baik sehingga produk yang disertifikasi halal lebih dari sekadar produk bermutu,” ujarnya.
Kesempatan kunjungan ke Jepang ini juga dimanfaatkan oleh Prof Khaswar Syamsu untuk bertemu dengan Dr Itaru Sotome dan Dr Tetsuya Araki dari Bioprocess Engineering Laboratory, Tokyo University guna penjajakan kerja sama penelitian di bidang rekayasa bioproses.
Potensi Pasar Industri Halal
Saat ini, populasi muslim di dunia mencapai 24,9 persen dari populasi dunia atau sebanyak 1,9 miliar orang. Di Indonesia, populasi muslim mencapai 87,2 persen dari populasi Indonesia atau sebanyak 238 juta orang. Jumlah umat Islam yang besar ini merupakan pasar yang potensial dan prospektif bagi industri makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetika yang halal.
Berdasarkan Global Islamic Economic Report 2020-2021, permintaan pasar untuk produk halal sangat besar. Umat Islam menghabiskan USD 2,02 triliun pada tahun 2019 di sektor makanan, kedokteran, kosmetik, mode, perjalanan dan media/rekreasi. Di tahun 2024, bahkan ditargetkan mencapai USD 2,3 triliun.
Angka-angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat, tidak hanya karena pertumbuhan populasi muslim global tetapi juga karena kesadaran akan kualitas produk halal.
Untuk itu, Prof Khaswar mengatakan, Nippon Asia Halal Association akan bekerja sama dengan HSC IPB University dalam mempromosikan halal, memberikan pelatihan halal serta memberikan bimbingan teknis dan konsultasi bagi perusahaan Jepang yang ingin mendapatkan sertifikat halal. (*/Rz)