IPB University dan PT Adaro Indonesia Gagas Upaya Pengembangan Komoditas Padi di Kalimantan

IPB University dan PT Adaro Indonesia Gagas Upaya Pengembangan Komoditas Padi di Kalimantan

ipb-university-dan-pt-adaro-indonesia-gagas-upaya-pengembangan-komoditas-padi-di-kalimantan-news
Berita

IPB University melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim bekerja sama dengan PT Adaro Indonesia melalui skema Program Matching Fund Kedaireka tahun 2023. Pelaksanaan program ini tersebar di 9 desa dan 3 kabupaten binaan mitra PT Adaro Indonesia. Salah satu inovasi yang akan diterapkan adalah inovasi pengembangan komoditas padi di tiga desa binaan yaitu, Desa Liyu Kabupaten Balangan, Desa Pangelak Kabupaten Barito Timur dan Desa Bagok Kabupaten Barito Timur.

Dalam rangka persiapan pelaksanaan program, IPB University mendatangkan tim pakar dari Fakultas Pertanian, Dr M Rahmad Suhartanto untuk melaksanakan survei kondisi lapang. Focus group discussion (FGD) juga dilakukan dan dihadiri oleh mitra PT Adaro Indonesia, pemerintah desa, badan usaha milik desa (BUMDes) dan kelompok tani setempat.

“Kegiatan FGD ini sebagai langkah awal kami untuk menggali data dan informasi di lapangan. Kami berharap para petani dapat memberikan informasi dan menceritakan bagaimana pelaksanaan praktik budi daya padi lokal hingga permasalahan yang sedang terjadi. Dengan demikian, kami dapat merumuskan mengenai program yang tepat untuk diaplikasikan ke desa binaan,” ujar Dr Rahmad Suhartanto, akhir Juli lalu.

Padi merupakan komoditas pangan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan. Namun, dalam proses pelaksanaan budi daya, sebagian petani masih menghadapi berbagai permasalahan seperti minimnya ketersediaan pupuk, serangan hama dan penyakit hingga produktivitas padi yang masih rendah.

Berdasarkan hasil diskusi bersama para petani, terdapat dugaan penyebab rendahnya hasil produksi padi yaitu adanya keracunan pirit (FeS2). Oleh sebab itu, tim IPB University juga melakukan pengambilan sampel tanah di beberapa titik lokasi lahan percobaan untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

“Kegiatan pengambilan sampel tanah ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam tanah tersebut, kami berharap dapat memperoleh informasi yang akurat. Oleh sebab itu, kami mohon bantuan dan kerja samanya dengan pihak IPB University,” ucap Khairani, Corporate Social Responsibility PT Adaro Indonesia.

Selain aspek budi daya, pengelolaan pascapanen juga menjadi fokus penting untuk mengembangkan komoditas padi. Tim IPB University didampingi oleh PT Adaro Indonesia berkesempatan mengunjungi tempat penggilingan padi serta melihat proses demonstrasi penggunaan alatnya di Desa Bagok, Kabupaten Barito Timur. Menurut Dr Rahmad, fasilitas alat penggilingan padi sudah cukup baik dan lengkap.

“Ke depan kami berharap dengan hasil beras yang diproduksi oleh masyarakat tidak hanya mampu mencukupi konsumsi sehari-hari, tapi bisa dijual hingga ke luar daerah,” tutupnya. (*/Rz)