CARE IPB University Selenggarakan Workshop International Biotechnology Regulation

Pusat Kajian Resolusi Konflik (Center for Alternative Dispute Resolution/CARE) IPB University menggelar International Workshop ‘Overview National and International Biosafety Regulation’. Bertempat di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, kegiatan tersebut kolaborasi CARE IPB University bersama Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) dan didukung oleh Bayer.
Prof M Parulian Hutagaol, ketua panitia workshop sekaligus Kepala Divisi Publik, Regulasi dan Kelembagaan CARE IPB University menyatakan, “Teknologi rekayasa pangan dapat memberikan manfaat yang besar, terutama untuk pengembangan produk pertanian. Namun, hal tersebut memerlukan kehati-hatian dan kecermatan agar tidak menimbulkan sesuatu yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan bagi keanekaragaman hayati, lingkungan dan kesehatan manusia.”
Ketua KKH PRG, Prof Bambang Prasetya dalam kesempatan ini menyampaikan, Global Risk Report tahun 2023 menyebutkan tentang risiko yang terkait dengan sistem pangan, di mana ancaman bencana alam akibat perubahan iklim akan menimbulkan krisis sumber daya alam. Kondisi itu ditambah akan kebutuhan penyediaan pangan dunia di tengah tekanan minimalisasi lahan, minimalisasi air dan minimalisasi pupuk.
“Penggunaan teknologi dan kebijakan yang tepat sangat diperlukan. Oleh karena itu, forum ini menjadi penting bagi KKH PRG sebagai media pertukaran informasi terkait regulasi dan masalah pengembangan bioteknologi di berbagai negara,” papar pemateri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini.
Workshop yang dihadiri oleh puluhan peserta ini melibatkan anggota KKH PRG, Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) PRG Bidang Pangan, TTKH PRG Bidang Pakan dan TTKH PRG Bidang Lingkungan. Hadir membuka kegiatan, Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama dan Alumni, Prof Iskandar Z Siregar dan Senior Policy and Advocacy Manager APAC, Dr Qiang Chen dari Bayer
Sejumlah narasumber berasal dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan maupun praktisi PRG di dalam dan luar negeri. Di antaranya Dr Miguel Vega-Sanchez dan Ms Kelly Chen dari Bayer, Dr Rhodora Romero-Aldemita dari ISAAA Southeast Asia, Prof Wayne Parrott dari University of Georgia serta Dr Saturnina Dela Cruz Halos dari Biotechnology Coalition of the Philippines. (*/Rz)